Sebagai wilayah multi ras dan sekaligus miniatur Indonesia, PWNU DKI Jakarta membutuhkan sosok pemimpin yang benar-benar lahir dan besar dari rahim NU.
Sosok tersebut juga harus siap merawat dan membesarkan NU, tidak memperlakukan NU hanya sebagai lahan pekerjaan sampingan.
Hal itu disampaikan oleh Tatang Hidayat, salah satu kandidat ketua PWNU DKI Jakarta. Dia mengatakan, sampai saat ini banyak pusat-pusat atau titik-titik pergerakan NU di ibukota yang selama ini belum dimaksimalkan.
"Padahal ruang-ruang tersebut memiliki potensi besar sebagai ruang rekrutmen kader, dan berpeluang besar menjadi kekuatan NU di DKI Jakarta," kata Babe Tatang, sapaan karibnya, Rabu (24/3).
Mantan Komandan Satkornas Banses tersebut penuh mengungkapkan, salah satu pintu masuk untuk menanamkan nilai NU adalah melalui Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU).
MKNU, lanjutnya, juga bisa dijadikan instrumen untuk memetakan potensi jamaah, sekaligus mempersiapkan kader potensial sebagai pengurus jamiyah.
“MKNU bukan hanya sebatas legalitas untuk jadi pengurus NU. Tetapi MKNU sebagai pintu masuk untuk mensosialisasikan sikap dasar NU kepada masyarakat Jakarta,†terangnya.
Masih kata Babe Tatang, ketika nilai tawassuth, tawazun, tasamuh, dan i'tidal sebagai empat sikap dasar NU ditularkan kepada masyarakat Jakarta. Maka, ibukota akan menjadi kota yang teduh, di mana semua masyarakat yang masuk DKI akan merasa nyaman dan aman.
Berdasarkan hal itu, peranan NU di Jakarta sebagai kota metropolitan sangat dibutuhkan untuk mewarnai kehidupan masyarakat.
“Jakarta sebagai ibukota, semua pusat kegiatan ada di sana, mulai dari ekonomi, politik hingga pemerintahan. NU memiliki peluang besar untuk ikut serta berperan, tinggal bagaimana NU mampu mengoptimalkan potensi ruang-ruang yang ada,†pungkasnya.
BERITA TERKAIT: