Setelah menutup Pasar Sabtu-Minggu (Tugu) di Alun-alun Kota Probolinggo, Walikota Habib Hadi Zainal Abidin turun langsung untuk memastikan penerapan prokes di area Museum Peninggalan Rasulullah diperketat.
Sidak ke museum tersebut dilakukan dengan memeriksa fasilitas cuci tangan elektrik yang menggunakan detektor. Sehingga, pengunjung tak perlu menekan sabun secara manual.
Pengunjung yang hendak masuk ke museum juga diharuskan membuka alas kaki sebelum disemprot handsanitizer, tanda larangan berkerumun juga terpasang di depan pintu masuk museum tersebut.
"Setelah saya sidak di fasilitas umum lainnya, ada empat tempat cuci tangan elektrik macet. Saya ingin pastikan protokol kesehatan di museum ini diberlakukan secara ketat," ujar Habib Hadi, seperti dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Minggu (29/11).
Makin melonjaknya jumlah kunjungan sejak adanya barang peninggalan Rasulullah di museum tersebut, perlu diimbangi dengan kesiapan petugas dalam menerapkan protokol kesehatan.
Di dalam ruangan benda peninggalan Rasulullah, pengunjung kembali di batasi menjadi 20 orang, dengan jarak yang diatur demi memperhatikan protokol kesehatan.
“Alhamdulillah sudah sesuai harapan kami dalam penerapan prokes dan ini akan terus dipantau," katanya.
"Semoga ke depan segera ada investor yang membangun museum lebih besar, sehingga bisa menampung lebih banyak artefak peninggalan Rasulullah dan para sahabat,†tutup walikota berdarah Arab itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: