Putar Kembali Roda Ekonomi, Pemprov Jabar Tawarkan 209 Proyek Senilai Rp 700 Triliun

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Jumat, 26 Juni 2020, 09:43 WIB
Putar Kembali Roda Ekonomi, Pemprov Jabar Tawarkan 209 Proyek Senilai Rp 700 Triliun
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil/RMOLJabar
rmol news logo Roda ekonomi yang berhenti berputar akibat pandemik virus corona baru (Covid-19) harus segera kembali digerakkan. Sehingga dampak yang dirasakan masyarakat tak berlarut-larut.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat kini tengah gencar menawarkan sekita 209 proyek investasi. Seluruh proyek ini bernilai sekitar Rp 700 triliun.

Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, proyek tersebut mayoritas berkaitan infrastruktur. Antara lain proyek di bidang transportasi, Light Rail Transit (LRT), hingga proyek pemukiman dan perumahan warga.

“Karena Jabar penduduknya 50 juta orang, kami butuh infrastruktur yang besar, tapi dana kami tidak cukup. Oleh karena itu, kami menawarkan ada sekitar 209 proyek investasi yang kami tawarkan ke seluruh dunia,” ucap Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (26/6).

“Total kurang lebih sekitar 700 triliun rupiah untuk 60 proyek transportasi, 36 proyek air, 30 proyek pemukiman dan perumahan, 21 proyek LRT, dan lain-lain,” tambah Emil, sapaan akrabnya.

Untuk investasi tersebut, lanjut Emil, pihaknya mencoba menghindari proyek investasi lewat pinjaman. Lebih memilih menerapkan skema KPBU (Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha) alias public private partnership, di mana investor (private) memfasilitasi sarana dan prasarana pembangunan proyek untuk kemudian dibayarkan oleh pemerintah (public) setelahnya sesuai dengan kesepakatan bersama.

“Dalam membangun ini kami bisa terima cash-nya seperti municipal bond atau obligasi daerah maupun pinjaman bank. Tapi karena repot dengan proses lelang dan pembangunan, Jabar sebenarnya lebih menyukai konsep KPBU atau public private partnership, di mana proyeknya dibangun baru kami bayar di kemudian hari,” katanya, dilansir Kantor Berita RMOLJabar.

Dirinya mencontohkan, sudah ada beberapa proyek yang siap dikerjakan dengan konsep public private partnership.

“Antara lain yang siap adalah waste to energy senilai 100 triliun rupiah, water treatment plant, juga LRT Bandung Raya,” ujarnya.

Selain investasi berbentuk proyek, Emil juga membuka pintu investasi di sektor industri karena Jabar adalah rumah bagi 60 persen industri di tanah air.

Untuk itu, pihaknya sudah menyiapkan 11 kota dengan new high technology zone alias kota yang punya zona berteknologi tinggi untuk industri. Seperti Pelabuhan Patimban (Subang), Aerocity (Bandara Kertajati Majalengka), kawasan Segitiga Rebana (Cirebon-Subang-Majalengka), dan Ciayumajakuning (Cirebon-Indramayu-Majalengka-Kuningan).

Kota baru ini ditawarkan kepada 11 investor besar, sehingga masing-masing investor dapat mengelola satu dari 11 kota tersebut.

Selama ini, Pemprov Jabar berhasil menempati urutan pertama atau jawara dalam berinvestasi. Tahun lalu, Jabar sukses menggiring investor-investor besar dunia seperti Hyundai, Petrokimia, hingga Amazon, dengan nilai investasi sejauh ini mencapai Rp 137,5 triliun.

Dengan 209 proyek investasi yang terus ditawarkan kepada dunia, Jabar berupaya meningkatkan ekonomi sekaligus mendorong pembangunan demi kesejahteraan hampir 50 juta warganya.

“Kami selalu juara setiap tahun. Tahun lalu sebelum Covid-19, nilai investasi yang masuk ke Jabar sudah Rp 137,5 triliun. Rinciannya Hyundai Rp 40 triliun, Petrokimia dari Taiwan masuk lebih dari Rp 100 triliun, kemudian Amazon bikin data center juga sekitar belasan triliun itu sudah masuk,” tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA