Jelang Nuzulul Quran, Khofifah Minta Guru Dan Tendik Dorong Minat Baca Siswa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Sabtu, 09 Mei 2020, 00:03 WIB
Jelang Nuzulul Quran, Khofifah Minta Guru Dan Tendik Dorong Minat Baca Siswa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa/Net
rmol news logo Seluruh guru dan tenaga kependidikan di Jawa Timur harus turut aktif mendorong minat baca siswa berbasis digital guna menghadapi era industri 4.0.

Tekad itu dikatakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Dia menilai hal itu sangat selaras dengan ayat pertama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW  yaitu iqra' yang artinya adalah bacalah.

"Sebentar lagi kita memasuki malam Nuzulul Quran, ini tentunya menjadi pengingat bagi kita semua. Bahwa di dalam Al Quran dijelaskan pada saat ayat pertama diturunkan yakni iqra' yang artinya bacalah, tergambar jelas bahwa semua umat manusia diperintahkan untuk senantiasa membaca," ungkapnya saat memberikan sambutan pada Webinar Pendidikan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (6/5).

Khofifah menyebutkan, bahwa saat ini Jawa Timur menempati peringkat ke 26 dari 34 Provinsi se Indonesia dengan nilai indeks aktivitas literasi membaca (alibaca) tahun 2019 yang  berada di kisaran 33,19.

Bagi Khofifah, indek baca Jawa Timur tersebut masuk dalam kategori provinsi dengan indeks literasi yang rendah.

Kata dia, indeks literasi yang digagas oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini mengukur dari empat indikator yaitu kecakapan membaca, budaya membaca, akses internet, dan akses perpustakaan.

Dengan data yang menunjukkan minat baca siswa Jatim masih rendah, menurutnya semangat literasi harus terus digencarkan sejak dini.

"Data tersebut seharusnya menjadi pendorong bagi kita bersama untuk meningkatkan literasi anak-anak di Jatim. Jangan anggap sepele, karena sangat berpengaruh terhadap daya saing Jatim kedepan," katanya.

Dengan membaca, lanjut Ketua Umum PP Muslimat NU ini, anak dapat memperoleh pengetahuan yang membantu mereka untuk mencari solusi dari permasalahan yang dihadapai ke depannya.

Khofifah mengatakan, di era revolusi industri 4.0 seperti saat ini, tidak sulit menemukan buku bacaan. Banyak platform yang menyediakan buku bacaan digital secara gratis tanpa harus membeli.

"Pemerintah melalui Kemendikbud juga menyediakan banyak buku digital gratis. Tinggal mau atau tidaknya saja kita. Nah, disinilah peran penting guru dan tenaga pendidik untuk mendorong mereka untuk mengakses buku-buku tersebut," ujarnya.

"Jadi, kalau dulu kita bisa beralasan rendahnya minat baca karena persoalan aksesibilitas dan harga, maka sekarang alasan itu sudah tidak relevan digunakan. Buku bisa diperoleh gratis. Bisa dibaca dan dibawa kemana-mana karena berbentuk digital," tambah dia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA