Ia pun mengaku tidak heran, jika hoax mengenai virus corona baru (Covid-19) mencapai 550 konten, jika menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemen Kominfo).
"Ini berarti membuat kita seharusnya semakin berhati-hati bermain sosial media atau apapun itu," ujar Yosi Mukalu dalam jumpa pers virtual yang digelar di Gedung Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Sabtu (18/4).
Personel grup vocal Project Pop ini menerangkan, Siberkreasi menemukan sejumlah konten hoax yang dibuat seolah-olah benar. Dalam arti, para kreator hoax membuat konten yang menyerupai pemberitaan di media massa.
"Kita pikir gambar-gambar berita sekarang itu, misalnya orang membaca berita terus di bawahnya ada judul hoaxnya, wah ini bener nih karena dari berita. Tapi begitu kita mulai memperhatikan, ternyata ini tempelan," terang Yosi Mokalu.
"Nah ini contoh di mana kita gampang tertipu, yaitu pembuat hoax sudah semakin canggih," sambungnya.
Di Siberkreasi sendiri, Yosi Mokalu membuat suatu tolak ukur untuk mengetahui perbedaan hoax dengan kabar berita yang benar. Di mana, kebenaran informasi bisa dilihat dari judulnya, cara pemaparan narasinya, sumber beritanya, dan juga cara pengeditan gambarnya.
Untuk itu, dia mengajak semua pihak termasuk influencer, untuk penangkal hoax Covid-19. Tapi para influencer diminta Yosi Mokalu untuk lebih canggih ketimbang para produsen hoax.
"Makanya kalau kita mau menjadi penyaring sebelum kita menyebarkan, para influencers kita harus lebih canggih daripada pembuat hoax tersebut," pungkas Yosi Mokalu.
BERITA TERKAIT: