Walikota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna mengatakan, dirinya sangat menyayangkan pengerjaan jalur KCJB di Kota Cimahi pada Selasa (22/10) lalu tidak ada koordinasi dalam melakukan pengeboran.
Dampaknya, pipa milik Pertamina untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis dex yang berada di kedalaman 5 meter bocor terkena mata bor, sehingga memicu kebakaran besar.
"Saya menyayangkan ke proyek (PT KCIC) karena memang ternyata tidak komunikasi yang begitu baik," kata Ajay baru-baru ini, dikutip
Kantor Berita RMOLJabar.
Ajay mengakui, pihaknya sangat mendukung Mega Proyek tersebut. Dengan catatan, tidak sembarangan (pengerjaannya), mengutamakan keselamatan banyak orang, serta melaksanakan koordinasi yang baik.
Selama ini, koordinasi PT KCIC dengan pihak terkait sangat minim. Bahkan, lanjut dia, PT KCIC tidak mengindahkan peringatan dari Pertamina terkait adanya utilitas (pipa BBM) di bawah tanah.
"Harusnya ada koordinasi dengan semuanya. Sudah diberi tahu sama Pertamina bahwa ada utilitas yang cukup membahayakan di sini," ujarnya.
"Memang harus diakui, KCIC mungkin dituntut target atau apa, jadi suka tidak mengindahkan (koordinasi). Mereka harus tahu, karena mereka bekerja di negara yang sudah ada aturannya," tegas Ajay.
Dengan terkebakaran pipa BBM, Ajay meminta, PT KCIC bertanggung jawab. Apalagi tidak sedikit warga Kota Cimahi yang dirugikan akibat peristiwa tersebut.
"Pastinya begitu (harus bertanggungjawab) lah. Saya sudah telepon direkturnya (KCIC), mungkin hari Senin kami ketemu," ucapnya.
Sebelumnya, Manager Communication dan CSR PT Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami menyampaikan, secara keseluruhan memang sudah ada komunikasi perihal pembangunan jalur KCJB tersebut.
Meski demikian, khusus pengerjaan di areal utilitas yang terdampak pengeboran, pihaknya tidak menerima laporan dari PT KCIC.
"Nggak ada, kita nggak menerima laporannya," tukasnya.
BERITA TERKAIT: