Mulanya, kampung bandit yang berada di Kelurahan Kelawasi, Sorong Barat, Kota Sorong, ini banyak diisi anak-anak usia SD hingga SMA yang terlibat tindakan kriminal. Mulai dari tawuran hingga menjadi begal motor.
"Di tempat itu, biasanya sering bentrok antar warga. Mereka suka berkeliaran sampai malam," kata Sandri, saat berbincang, di Polres Sorong, Jumat (15/12).
Tingginya angka kriminalitas yang banyak pelakunya dari kampung itu, membuat kepolisian dari Polres Sorong Kota mencari solusi.
Brigadir Sandri bahkan mengaku melakukan riset selama enam bulan di tahun 2016.
"Saya ke sekolah dan jalan siang malam, juga main ke rumah-rumah warga. Ternyata, banyak dari anak-anak di situ yang tidak sekolah. Bahkan banyak buta huruf," sambungnya.
Lebih ironis lagi, kata Sandri, anak-anak di kampung tersebut banyak yang terlibat pencurian, begal, parkir, dan mabuk lem. Sehingga nama kampung bandit melekat pada kampung tersebut.
"Dari hasil riset itu, terungkap anak-anak itu memang banyak yang tidak disekolahkan oleh orang tuanya. Lalu muncul ide untuk membuat perpustakaan keliling," jelasnya.
Awalnya, Sandri mengaku sangat kesulitan masuk ke kampung itu. Apalagi harus menarik anak-anak untuk terlibat dalam gerakan literasi yang digagasnya.
"Setelah ada perpustakaan keliling, tingkat kejahatan turun drastis di kampung itu. Lambat laun dan mereka mulai bisa menerima kehadiran polisi," sambungnya.
Setelah bertahun-tahun dilakukan, akhirnya sejumlah yayasan pendidikan di Kota Sorong, mulai melirik gerakan literasi yang ada di kampung itu, membuka kelas jauh untuk anak-anak tersebut dan punya ijazah.
"Awalnya memang saya paksakan tiap hari datang jam 7 pagi, ke rumah-rumah warga, membangunkan anak-anak mereka untuk mandi dan berangkat ke sekolah," paparnya.
Kini, kampung bandit yang selama ini dikenal sebagai biang onar, mulai membuka diri dengan lingkungan di sekitar. Mereka pun sudah bisa menerima kehadiran polisi.
“Dulu saya pernah tanya ke salah seorang anak, cita-citamu nanti mau jadi apa? Dijawab jadi preman, biar disegani. Mungkin dia lihat dari kakaknya. Tapi setelah kita sentuh, dia mengerti dan mau jadi polisi," tutupnya.
[ian]
BERITA TERKAIT: