Pada Minggu (14/10 malam sekitar pukul 20.00 WIB, warga yang berkumpul di jalan Sudirman memblokir jalan dan meminta ratusan truk batubara untuk putar balik kembali ke arah Muara Enim.
Aksi ini nyaris berujung ricuh. Warga yang tersulut emosi bahkan sempat berupaya menyerang truk batubara yang melintas. Beruntung, puluhan petugas dari Polres Prabumulih yang datang ke lokasi dengan sigap mencegahnya. Polisi pun berupa menenangkan amarah warga.
Menurut pengakuan Lusi (43), salah satu warga, aksi penyetopan truk batubara dilakukan secara spontanitas tanpa direncanakan. Warga kecewa dengan langkah perdamaian atas meninggalnya dua orang pelajar akibat tertabrak truk beberapa minggu lalu.
“Pihak batubara ini terkesan tidak mau bertanggung jawab atas tuntutan orang tua dan keluarga korban," ujar dia, seperti dilansir
Kantor Berita RMOLSumsel.
Lusi mengatakan, warga akan tetap melarang truk angkutan batubara melintas, sampai ada etikad baik dari pemillik truk batubara tersebut.
"Ini sudah sering, kalau warga tidak melakukan aksi seperti ini, mereka tidak mau bertanggung jawab," ungkapnya.
Kesigapan polisi dapat mencegah terjadinya. Setelah dilakukan mediasi yang difasilitasi anggota Polres Prabumulih, warga kemudian membubarkan diri.
Meski kondisi sudah mulai kondusif, namun para sopir truk angkutan batubara tetap tidak berani melintasi kawasan itu. Mereka tidak mau mengambil resiko dan memilih memarkirkan kendaraan di bahu jalan.
"Dari pada nanti ada apa-apa, kita lebih baik nunggu saja pak. Kalau sudah aman baru jalan lagi," terang salah satu sopir truk batubara.
[yls]
BERITA TERKAIT: