Petani Pandeglang Beralih Profesi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sukardjito-1'>SUKARDJITO</a>
LAPORAN: SUKARDJITO
  • Senin, 03 September 2018, 17:10 WIB
Petani Pandeglang Beralih Profesi
Ilustrasi/Net
rmol news logo . Kemarau sebabkan petani di Kabupaten Pandeglang belum bisa menanam lagi, pasalnya tidak adanya pasokan air.

"Ini kan seluruh wilayah sedang kemarau, jadi petani habis panen padi setelah lebaran kemaren, itu kan di-bera-kan (dibiarkan) sambil menunggu hujan datang. Biasanya pada lahan sawah di-bera-kan itu, para petani beralih profesi, ada yang jadi kuli bangunan, jualan kelapa dan lainnya,” kata Kabid Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Nasir MD seperti dilansir Kantor Berita RMOLBanten, Senin (3/8).

Ia mengatakan, seperti Kecamatan Sobang dan Panimbang, petaninya masih tetap produktif dengan menanam palawija.

Pemkab Pandeglang, sambung dia, sudah mengarahkan petani untuk menanam palawija, seperti jagung di lahan-lahan tadah hujan yang selama ini sengaja tidak ditanami.

"Tetapi untuk merubah pola masyarakat perlu contoh, jadi tidak semudah kita membalik telapak tangan. Harapan kami semua masyarakat, melalui kelembagaan, SDM penyuluh dan penyuluh swadaya ini bisa membantu masyarakat, dan akhirnya mereka (masyarakat) mau menanam palawija saat lahan nganggur,” terang Nasir.

Dia menerangkan, lahan sawah baku di Kabupaten Pandeglang seluas 54.786 hektare atau sekitar 20.000-21.000 hektare tiap tahunnya bera. Tahun ini pihaknya berupaya agar petani bisa menanam jagung, kedelai, kacang panjang dan kacang hijau di lahan bera tersebut.

"Tetapi kalau kita lihat di beberapa wilayah memang masih ada yang belum tergerak untuk memanfaatkan lahan-lahan itu. Saya kira memang ada kecamatan yang sama sekali tidak ada sumber airnya, ini juga kan susah bergerak,” sambung dia.

Pihaknya memperkirakan, sekitar 30-40 persen dari total sawah baku saat ini dalam kondisi bera. Namun lahan yang memiliki sumber air, seperti sungai dan irigasi itu masih bisa membuat sumur dangkal atau memanfaatkan pompa.

"Kita juga sudah berikan bantuan pompanisasi untuk petani yang mau menggarap lahannya. InsyaAllah musim kemarau ini tidak terpengaruh pada produksi padi, karena 15 kecamatan di wilayah utara itu selalu ada air dan bisa terus tanam. Tetapi untuk wilayah tengah dan selatan itu kan sangat tergantung musim hujan, jadi IP-nya (Indeks Pertanaman) hanya dua,” tukas dia. [jto]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA