Hal ini sebagaimana diumumkan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) melalui Direktur DTTP Bappenas Sumedi Andono di Hotel Pullman, Thamrin, Jakarta, Selasa (20/3).
Bupati Eka mengaku bersyukur daerahnya terpilih sebagai penerima kerjasama ini. Dia mengaku akan mendapat banyak pengetahuan tentang cara mengelola sumber daya yang dimiliki Tabanan. Sumber daya yang dimiliki Tabanan, sambungnya, bisa dimaksimalkan jika sumber daya manusia dan penanaan disiapkan.
"Maka dari itu kami sangat merespon baik program kerjasama ini dan kami telah menandatangani MoU kerjasama program RIF dalam pengembangan ekonomi lokal yang ada di Tabanan," ujar Bupati Tabanan Bali Ni Putu Eka Wiryastuti dalam keterangan tertulisnya.
Dalam kerjasama ini, Pemkab Tabanan telah mengajukan program yang diberinama NIKOSAKI, yaitu pengembangan sektor pertanian agribisnis nira, kopi, salak dan kelapa yang menjadi unggulan di Tabanan. Selain itu, Pemkab Tabanan juga mengembangkan ekonomi inovatif melalui pengolahan hasil tani yang dimiliki.
“Kami akan terus melatih petani kita agar menjadi mandiri yang tentunya didukung oleh Bumdes yang kami miliki. Selain itu, dalam pengolahan ada strategi yang meningkatkan ekonomi inovatif, misalnya beras itu dijual tidak hanya dalam bentuk beras melainkan sudah diolah dalam bentuk lain, seperti teh beras merah. Sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi,†jelas Bupati Eka.
Sementara itu, Direktur DTTP Bappenas Sumedi Andono memberikan apresiasi kepada seluruh pemerintah daerah yang telah berhasil menjadi penerima bantuan Responsive Innovation Fund (RIF) tahap pertama. Menurutnya, kerjasama ini merupakan komitmen untuk membangun desa dari kerjasama yang dilakukan oleh Pemerintah Kanada bersama Badan Pembangunan Nasional (Bapenas).
“Setiap daerah pasti memiliki potensinya masing-masing, untuk itu kita harus melatih kemampuan kita dalam membangun daerah bukan kerjasama dengan bantuan dana, melainkan kerjasama untuk mengelola agar SDM menjadi lebih produktif dan mendukung keunggulan daerah. Sehingga menjadi unggulan yang kompetitif,†tukasnya.
Bantuan ini dirancang untuk menyediakan dukungan teknis terhadap Kawasan Pedesaan Prioritas Nasional (KPPN) yang dipilih dari 39 daerah yang menjadi target nasional untuk Pusat Pertumbuhan Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa sesuai dengan RPJMN 2015-2019. Bentuknya adalah bantuan teknis senilai Rp 1 miliar per tahun untuk program di kawasan pedesaan.
Bantuan ini merupakan bentuk kemitraan pemerintah Indonesia dengan pemerintah Kanada melalui National Support for Local Investment Climates (NSLIC) atau National Support for Enhanching Local and Regional Economic Development (NSELRED) ang diimplementasikan oleh CowaterSogema.
Adapun lima kabupaten lain selain Tabanan yang menerima bantuan tersebut. Di antaranya, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Lombok Timur, dan Kabupaten Banyuwangi.
[ian]
BERITA TERKAIT: