Kemenko PMK Dukung Gelaran Festival Bedhayan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Selasa, 20 Februari 2018, 17:00 WIB
Kemenko PMK Dukung Gelaran Festival Bedhayan
RMOL
rmol news logo Jaya Suprana School Of Performing Art dan Yayasan Swargaloka didukung Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) menyelenggarakan Festival Bedhayan.

Ketua Umum Penyelenggara Festival Bedhayan Aylawati Sarwono mengatakan, Festival Bedhayan sesungguhnya bertujuan untuk membangun karakter bangsa dan melestarikan warisan budaya Indonesia.

"Karena di dalamnya mengandung pesan moral dan nilai-nilai luhur yang berguna sebagai bekal kehidupan pelakunya maupun penikmatnya," paparnya saat melakukan audiensi dengan Plt. Deputi Bidang Koordinasi Bidang Kebudayaan Kemenko PMK Nyoman Shuida di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (20/2).

Selain Aylawati dan Nyoman, turut hadir dalam audiensi pendiri Jaya Suprana School of Performing Arts Jaya Suprana, Dewi Sulastri sebagai ketua pelaksana dan Rini Indriaswari sebagai wakil ketua pelaksana.

Menurut Aylawati, Festival Bedhayan yang baru pertama kalinya diselenggarakan di dunia dan mendapatkan sambutan luar biasa membanggakan dari berbagai komunitas pecinta seni budaya dan sanggar seni.

"Banyak lembaga/organisasi yang berminat mengikuti, namun panitia hanya dapat menerima tiga belas peserta dalam dua katagori yaitu katagori pelestarian (tarian yang telah ada) dan katagori pengembangan (tarian baru)," jelasnya.

Adapun, 13 peserta yang bakal memeriahkan festival tersebut adalah Jaya Suprana School of Performing Art yang akan menampilkan Bedhayan Tembang Alit, Smile Motivator Bandung dengan Badhayan Wayang Sunyi Tanah Pasundan, Puspo Budoyo dengan Bedhayan Sekar Kedayon Mojokalpiko. Kemudian Surakartis menampilkan Bedhayan Merta Bumi, Ary Suta Center dengan Bedhoyo Legong Wilwatikta, Bharata dengan Bedhoyo Majakirana, Purwakanthi menampilkan Bedhoyo Setyo Bumi, Sekar Tanjung Dance Company dengan Bedhoyo Catur Sagotro, Gemah Win's Production dengan Astawaning Retna, Sekarpuri dengan Bedhoyo Kirono Ratih, Gending Enem dengan Bedhayan Pangkur, dan lndonesia Heritage Society menampilkan Gending Sriwijaya, serta L. Swargaloka School of Dance menampilkan Bedhayan Dewi Sri.

Yang sangat menarik dari Festival Bedhayan kali ini adalah keberagaman tema tarian yang akan disajikan masing-masing komunitas.

"Ada tarian bedhayan yang terlahir dari komposisi piano Jaya Suprana yaitu Tembang Alit, ada bedhayan yang menggambarkan sebuah perjuangan untuk mempertahankan kehormatan yaitu Bedhayan Astawaning Retno," kata Aylawati.

Selain itu, ada juga bedhayan yang memadukan tarian Jawa dan Bali yaitu Bedhayan Legong Wilwatikta dan yang sangat menggembirakan sekaligus mengharukan adalah Bedhayan Wayang Sunyi. Dinamakan sunyi karena semua penarinya adalah penderita tuna rungu.

Lebih lanjut, seluruh penampilan peserta akan diamati oleh pakar tari bedhayan. Mereka adalah GRA Wandansari Koes Murtiyah dari Keraton Kasunanan Surakarta, KP Sulistyo Tirto Kusumo dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII) serta Wahyu Santosa Prabowo dari Institut Seni Indonesia.

Setiap peserta akan mendapatkan penghargaan berupa sertifikat dari menko PMK, juga apresiasi dari para pengamat seni.

Festival Bedhayan 2018 akan diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta pada 4 Maret 2018 mulai pukul 16.00 WIB. Festival rencananya akan di buka Menko PMK Puan Maharani. Aylawati pun berharap agar masyarakat turut menyaksikan dan mengapresiasi demi suksesnya acara tersebut.

Pada kesempatan itu juga akan diberikan piagam penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) kepada Kemenko PMK sebagai pendukung penyelenggara Festival Bedhayan pertama di dunia. Penghargaan MURI diserahkan langsung oleh Jaya Suprana.

Bedhayan yang berasal dari kata Bedhoyo adalah bentuk tari klasik Jawa yang merupakan salah satu karya agung bangsa Indonesia. Bedhoyo diperagakan secara gemulai dan meditatif, mengandung berbagai makna spiritual. Bedhoyo pada zaman dahulu hidup dan berkembang di kalangan keraton. Tarian Bedhoyo sering kali merupakan hasil inspirasi raja mengenai suatu peristiwa tertentu yang disajikan dalam bentuk simbolik.

"Kini tidak hanya keraton yang mengapresiasi Bedhoyo namun sekarang banyak komunitas dan sanggar seni yang mempelajari bahkan mengembangkan tarian Bedhoyo dengan tema dan ceritera yang beragam," pungkas Aylawati.

"Menteri koordinator bidang PMK menyambut baik dan sangat mendukung atas penyelenggaraan Festival Bedhayan 2018 ini," Nyoman Shuida menambahkan. [wah]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA