Sekjen Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Hendry CH Bangun, menilai, alasan itu yang membuat media massa perlu memberi perhatian khusus kepada generasi muda.
"Karena bangsa ini akan ke mana tergantung dari apa yang merela (kaum muda) lakukan," kata Hendry saat menjadi pembicara diskusi publik "Jurnalisme Media Publik di Era Milenial untuk Indonesia Maju dan Bermartabat", di Kantor RRI Padang, Sumatera Barat, Selasa (6/1).
Pada prinsipnya, generasi milenial menyukai berita. Tetapi mereka kerap tidak menggali atau mengkroscek informasi lewat medium konvensional seperti surat kabar, media massa elektronik atau online.
"Mereka itu entah itu mencari informasi dari teman-temannya, melalui grup WA, dan sosial media lainya," kata Hendry.
Hal inilah yang membuat media arus utama atau mainstream "galau" untuk mencukupi kebutuhan informasi generasi milenial. Akhirnya, ikut berkerubung dalam liarnya arus informasi di media sosial. Namun, media mainstream masih perlu terlibat "bermain" untuk memasok informasi yang benar kepada generasi muda.
"Pentingnya memperhatikan mereka ini supaya mereka tahu mana berita yang benar, jadi hal ini adalah salah satu upaya untuk mencegah hoax. Itulah tugas utama media mainstreem, menunjukkan ini yang benar," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Alamsyari, mengatakan, generasi milenial adalah generasi yang memiliki cara tersendiri untuk melakukan kroscek kebenaran suatu informasi.
"Bisa jadi mereka akan mempercayai media mainstream, bisa juga tidak," kata Kharis.
Kharis berharap kepada dua lembaga penyiaran publik yakni TVRI dan RRI mampu mengambil sudut pandang ini. Keduanya harus bisa meyakinkan generasi milenial bahwa masih ada media yang benar-benar bisa dijadikan rujukan.
"Sayangnya merela tidak bisa dipaksa, karena mereka punya mekanisme tersendiri," kata Haris.
Selain Hendry dan Kharis, yang hadir dalam dialog tersebut adalah Ketua Dewan Pengawas TVRI Arif Hidayat Thamrin dan Ketua Dewam Pengawas LPP RRI Fredy Doulu.
Selain dialog publik, dalam rangkaian Hari Pers Nasional ini juga diadakan pelatihan jurnalistik bagi seluruh pelajar Sekolah Menengah Atas se-Kota Padang.
Dengan mengakangkat tema "Meminang Keindahan di Padang Kesejahteraan", rangkaian acara HPN Sumbr 2018 akan diisi konvensi dan seminar paralel mengenai perkembangan media massa sehari sebelum acara puncak. Termasuk di dalamnya pertemuan akbar Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) dan bakti sosial.
Yang paling menarik adalah pesta adat Makan Bajamba sekaligus pemberian anugerah Adinegoro pada tanggal 8 Februari dan puncak acara HPN 2018 pada tanggal 9 Februari. Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam dua kegiatan besar ini.
HPN merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan masyarakat pers nasional yang terdiri dari Dewan Pers, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), dan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).
[ald]
BERITA TERKAIT: