Demikian disampaikan Ketua Umum Fatayat NU Anggia Ermarini dalam acara Pelatihan Kepemimpinan Nasional bertema 'Rejuvenasi Kepemimpinan Perempuan Nasional' di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (1/12).
Anggia menuturkan, peluang kepemimpinan perempuan terjadi ketika ada perubahan paradigma berfikir di kalangan pemimpin negara di masyarakat, dan terutama pada kaum perempuan.
Untuk mampu berada pada posisi itu, perempuan harus memiliki upaya mandiri untuk dapat berdaya, kemudian mampu merebut peluang, yaitu langkah afirmatif yang dibentangkan kepadanya. Jika tidak, akses untuk menjadi pemimpin bagi perempuan hanyalah isapan jempol belaka.
"Perempuan memiliki banyak peluang menjadi pemimpin. Akan tetapi tantangan terbesar adalah belum terlatihnya perempuan dalam kepemimpinan publik dan pilihan perempuan untuk berada di rumah," jelasnya.
Lanjut Anggia, hadirnya pemimpin perempuan perlu mendapatkan dukungan strategis dari sistem budaya kepemimpinan Indonesia saat ini.
Karena itu, untuk menjawab berbagai tantangan tersebut maka dibutuhkan strategi yang tepat dalam melatih dan mempersiapkan perempuan yang berpotensi untuk mampu tampil kedepan sebagai pemimpin yang berkualitas.
"Fatayat NU berkeyakinan dengan mendidik serta menciptakan perempuan berkualitas, maka peluang perempuan menjadi pemimpn baik sebagai individu maupun organisasi bisa sejajar atau bahkan duduk pada posisi-posisi strategis di negara ini," demikian Anggia.
[wah]
BERITA TERKAIT: