Ketum HKTI Moeldoko Bina Petani Milenial

HKTI Kembangkan Benih M70D Dan M400

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Jumat, 24 November 2017, 02:21 WIB
Ketum HKTI Moeldoko Bina Petani Milenial
Moeldoko-Amran/Net
rmol news logo . Dengan teknologi yang dikembangkan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), yakni benih M70D dan M400, petani bisa memanen padi sedikitnya 9 ton per hektar.

"Bahkan di lahan milik mantan Walikota Malang Bapak Peni Suparto di Kepanjen, dengan pupuk organik dan pengendalian hama yang baik, benih M70D dan M400 bisa menghasilkan 11,2 ton per hektar," kata Ketua Umum HKTI, Jenderal (Purn) Moeldoko.

Karena besarnya pengaruh teknologi terhadap hasil pertanian dewasa ini, Moeldoko berharap pada generasi muda Indonesia yang gandrung dengan teknologi. Mantan Panglima TNI ini bersyukur gerakan ke sana sudah ada.

"Saya bersyukur sekarang mulai ada gerakan baru, sebuah kesadaran anak-anak turun ke lapangan dan menggarap lahan. Mereka kami sebut petani milenial," ujarnya.

Moeldoko mengatakan, HKTI saat ini juga terus membina para petani milineal. Mereka tergabung dalam Pemuda Petani Indonesia dan Wanita Tani Indonesia.

"Kami pun sudah mempunyai ketua Petani Muda Indonesia dengan tujuan untuk menarik para generasi muda turun ke lahan pertanian," ujarnya.

Hal ini disampaikan Moeldoko saat HKTI dan Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar syukuran panen di Desa Karang Layung, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Kamis, 23/11).

Selain dihadiri Ketum HKTI Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan Mentan Amran Sulaiman, tampak juga dalam acara Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Bupati Indramayu Anna Sophana. Sebanyak tiga ribuan petani dari tiga kecamatan setempat hadir dalam acara ini.

Dengan gembira, para petani makan bersama tumpeng secara lesehan di bawah tenda yang terbetang sepanjang 200 meter. Mereka juga bergoyang menikmati hiburan musik yang dibawakan artis lokal setempat.

Mantan Pangdam Siliwangi ini mengatakan, syukur panen ini dilakukan karena petani Sukra sukses menuai hasil pertanian. Dari sekitar 3.000 hektar lahan, petani setempat berhasil mendapatkan sekitar 7 ton/hektar padi atau di atas rata-rata nasional yakni 4,5-5 ton per hektar.

"Kalau kita berbicara pertanian Indonesia, ada culture atau budaya dan ada teknologi. Syukur panen ini adalah bagian budaya kita bangsa Indonesia," kata Moeldoko yang disambut tepuk tangan ribuan petani yang hadir.

Moeldoko berharap, syukur panen ini bisa lebih memotivasi para petani untuk lebih meningkatkan hasil pertanian. Caranya adalah dengan menggunakan teknologi pertanian yang tepat.

"Dengan teknologi, kita bisa bertani secara berkepastian, bukan semoga," kata Moeldoko. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA