Dikatakan politisi PDI Perjuangan tersebut, bahwa pertemuan kali ini adalah untuk menjalin tali silaturahmi usai pelaksanaan Pilkada DKI 2017 yang sempat memanas. Pertemuan ini kata dia sudah direncanakan sejak lama.
"Silaturahim, sekalian kita bikin eksekutif dan legislatif di Jakarta ini jadi nyaman. Karena bukan apa-apa, kadang-kadang teman-teman media kan provokasinya kan berlebihan. Terus terang aja. Kita, Pak Anies dengan Pak Sandi dengan saya itu enggak ada masalah," katanya.
Pertemuan kali ini diharapkan dapat menjadi awal langkah untuk bersama-sama membangun ibukota. Yakni dengan menyamakan persepsi untuk menekan praktik korupsi di lingkungan pemerintahan DKI.
"Itu wajib. Pertarungan Pilkada sudah selesai. Saya harus menjaga Pak Anies-Sandi. Mereka punya keuangan. Saya punya palunya. Kalau keuangannya enggak beres, saya enggak akan ketuk palu. Dan saya ngomong dengan Pak Anies-Sandi," imbuhnya.
Langkah konkretnya, sebagai ketua DPRD, Prasetyo berjanji akan membahas anggaran bersama pemprov dengan sangat terbuka. Tidak tanggung-tanggung, dia bilang semua rapat pembahasan anggaran di DPRD akan berlangsung terbuka untuk umum. Lembaga hukum seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan, Kepolisian, bahkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diperilahkan memantau.
"Karena bukan apa-apa, anggaran Rp 75 triliun bukan anggaran yang kecil. Kalau enggak sampai ke masyarakat. Kan resikonya kita berdua. Eksekutif dan legislatif. Disinilah saya berkomunikasi dengan beliau, diskusi, makanya kita ketemu," ujar Prasetyo.
[rus]
BERITA TERKAIT: