Cara Bupati Purwakarta Hindari Kericuhan Saat Lebaran Kurban

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Rabu, 30 Agustus 2017, 09:30 WIB
Cara Bupati Purwakarta Hindari Kericuhan Saat Lebaran Kurban
Dedi Mulyadi/Net
rmol news logo Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memiliki cara tersendiri agar tidak terjadi kericuhan saat pembagian hewan kurban pada Hari Raya Idul Adha nanti.

Cara itu adalah dengan menginstruksikan panitia kurban untuk mengantarkan daging kurban secara door to door kepada setiap penerima di wilayahnya masing-masing.

"Panitia kurban, yang didalamnya ada RT dan RW lebih tahu mana yang berhak menerima daging kurban. Jadi jangan sampai ada antrian yang nantinya malah menimbulkan kericuhan," ujar Kang Dedi, dalam seminar daging kurban dan kesehatan manusia, di Bale Janaka, Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (30/8).

Selain itu, Ketua DPD Golkar Jabar itu juga membeberkan filosofi kurban dalam tradisi Sunda berkaitan dengan tingkatan kehidupan masyarakat secara ekonomi.

"Pada praktiknya, ada yang disebut dengan 'salametan' berbagai momen denga memotong hewan ternak, mulai dari ayam, domba sampai sapi. Setelah dimasak, ditambah nasi dan sayur, biasanya daging diantarkan menggunaka 'baki' kepada tetangga di lingkungan sekitar," tuturnya.

Menurutnya, mengantar menggunakan 'baki' adalah simbol penghormatan terhadap penerima akan sesuatu yang diantarkan.

"Bendera pusaka diberikan kepada inspektur upacara menggunakan baki, menyuguhi tamu minum dengan baki, nganter makanan yang syukuran di kampung selalu menggunakan baki," ungkapnya.

"Ini juga menjadi simbol penghormatan kepada para penerima daging kurban," katanya seperti diberitakan RMOLJabar. [ian]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA