Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengaku optimis di akhir 2017 publikasi Indonesia mampu mencapai angka 15 ribu sampai 17 ribu. Dan dapat menggeser Singapura yang berada di peringkat dua dengan jumlah publikasi mencapai 11.130.
Publikasi Indonesia terindeks Directory of Open Access Journals (DOAJ) per Juli 2017 menyebut Indonesia menempati peringkat satu untuk negara Asean dan peringkat ketiga dunia setelah Brazil dan United Kingdom dengan jumlah publikasi 772 jurnal.
Untuk itu, pemerintah melalui Kemenristek Dikti mendorong dosen, peneliti maupun mahasiswa untuk meningkatkan jumlah publikasi penelitian. Salah satu upayanya diperkenalkan Science and Techology Index (SINTA) Versi 2.0. Sebelumnya, SINTA versi 1.0 pertama kali diluncurkan pada 30 Januari 2017 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Nasir mengatakan bahwa sistem tersebut ke depan juga akan jadi bagian untuk mendorong kenaikan jabatan fungsional dosen dan juga peneliti.
"Ke depan, para dosen mulai dari asisten ahli, lektor, lektor kepala, guru besar dapat menggunakan SINTA untuk pengajuan kenaikan jabatan fungsionalnya. Nanti akan kami komunikasikan kepada seluruh dosen melalui Dirjen Sumber Daya Iptek Dikti supaya bisa diakses oleh para dosen," ungkapnya di Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta (Jumat, 4/8).
Nasir memaparkan, beberapa pembaharuan pada SINTA versi 2.0 diantaranya pendaftaran penulis yang sebelumnya mendaftarkan diri secara manual sebanyak 17 ribu. Di versi terbaru secara otomatis penulis yang terdaftar sebanyak 32.218 dari 1.424 institusi dimana sebanyak 25.472 penulis sudah terverifikasi. Pada SINTA versi 1.0 pendaftaran jurnal berjumlah 3.820 yang sudah elektronik dimasukkan tanpa evaluasi, SINTA versi 2.0 1.807 jurnal mendaftar ke arjuna 959 telah dievaluasi. Selain itu juga ada perbaikan fitur dan tampilan supaya terlihat lebih internasional.
"Jumlah yang mengakses SINTA per 30 Januari sampai 17 Juni 2017 adalah 78.644.768. Di mana berasal dari Amerika 24 juta, Eropa 545 ribu, Afrika 3.879, Asia di luar Indonesia 40 juta, Indonesia 14 juta dan lainnya 95.889," demikian Nasir.
SINTA sendiri merupakan sistem aplikasi yang dibuat untuk mendata publikasi dan sitasi nasional serta internasional dari dosen dan peneliti di Indonesia, sehingga dapat dipetakan kepakaran dan dilakukan pemeringkatan kinerja penulis, institusi dan jurnal terbaik di Indonesia. SINTA diharapkan dapat memotivasi para dosen dan peneliti agar lebih giat menghasilkan publikasi.
Sebagai apresiasi kepada para dosen dan peneliti, Kemenristek Dikti akan memberikan penghargaan SINTA Award kepada penulis dengan publikasi terproduktif, penghargaan jurnal ilmiah terproduktif, dan penghargaan institusi dengan publikasi terproduktif. Penghargaan akan diberikan pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-22 yang digelar di Kota Makassar pada 10 Agustus nanti.
[wah]
BERITA TERKAIT: