Namun begitu, gerakan ini bukan ajakan untuk tidak menggunakan hak pilih dalam pemilu. Gerakan diberi nama Isun Golput karena seluruh peserta deklarasi berbaju putih, sehingga Isun Golput bermakna "Golongan Bajunya Putih".
Adapun deklarasi digagas untuk menyerukan pentingnya perubahan kepemimpinan daerah yang menjalankan semangat persatuan, pemberdayaan, dan keadilan bagi warga Cirebon.
"Pergerakan Isun Golput ini menyuarakan 'bersatu bukan terkotak-kotak'. Warga menilai situasi saat ini di masyarakat sudah terkotak-kotak dan mengancam persatuan, melemahkan aspek pemberdayaan, serta keadilan masyarakat," ujar Koordinator Pergerakan Isun Golput Hery Susanto.
Hery mengatakan, warga saat ini terkotak-kotak karena dominasi paradigma kekuasaan kepemimpinan daerah yang tidak menjalankan prinsip persatuan, pemberdayaan, dan keadilan.
Paradigma kepemimpinan, khususnya di kabupaten dan Kota Cirebon, dinilai masih diskriminatif dalam tata pemerintahan, program pembangunan antar wilayah yang makin memperluas kemiskinan, pengangguran, dan rendahnya tingkat pendidikan.
"Banyak ketidakadilan dalam segenap aspek kehidupan sosial, politik, ekonomi, hukum, dan budaya," sambung Hery.
Akibatnya, Kabupaten Cirebon masih terkubur dalam angka IPM urutan ke-25 dari 26 kab/kota se-Jabar dan araknya kasus korupsi, serta PNS berpolitik praktis.
Sedangkan Kota Cirebon, semakin carut-marut dalam hal tata kelola pemerintahan dan terkesan "one man show."
"Saatnya warga di wilayah Kabupaten dan Kota Cirebon harus dorong perubahan kepemimpinan daerah yang berkarakter pemersatu, memberdayakan, dan berkeadilan," tegas Hery Susanto.
Acara ini turut menghadirkan wejangan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih Sandiaga Uno yang dikemas dalam video telekonferensi. Sandi memaparkan sejumlah program pembangunan yang akan dijalankan dan pengalaman sukses dalam memenangi pilkada di DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
[ian]
BERITA TERKAIT: