Hal itu diketahuinya dari kunjungan kerja yang dilakukan beberapa waktu lalu. Diketahui bahwa spesifikasi mesin pengolahan kakao tidak kompatibel dengan suplai daya listrik di desa tersebut. Alhasil mesin yang seharusnya membantu proses pengolahan kakao malah mubazir tidak dapat dipakai.
"Petani penerima bantuan diketahui bahwa penyebab bantuan itu mubazir karena ternyata pemerintah tidak menyiapkan mereka dengan baik untuk menerima bantuan. Mesin pengolah kakao yang menggunakan listrik ketika diberikan listrik belum masuk ke desa ini. Sekarang listrik sudah masuk, tapi dayanya tidak mampu untuk pengoperasian mesin," jelas Luthfi kepada redaksi, Senin (5/9).
Dia juga menemukan bantuan-bantuan yang salah sasaran. Masih di Desa Batu Alang, didapati bantuan mesin pembuatan minyak kelapa dari Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2015. Beberapa tahun lalu, warga desa Batu Alang juga mendapat bantuan dari pemerintah berupa sapi. Bantuan tersebut justru dianggap warga sebagai beban karena mereka tidak pernah diberi pengetahuan dasar mengenai pemeliharaan sapi dengan pola kandang. Di samping itu, Batu Alang juga merupakan wilayah dengan lahan terbatas untuk penggembalaan hewan.
"Jelas ini beban untuk warga, harusnya pemerintah lebih tahu kebutuhan warganya. Salah bantuan malah membuat masyarakat penerima bantuan tidak bisa merawat dan tidak produktif," beber Luthfi yang juga anggota Komisi II DPR RI.
[wah]
BERITA TERKAIT: