"Saya mengapresiasi sikap Mendikbud yang menarik waÂcana full day school itu. Karena memang secara filosofis dan praksis, gagasan tersebut tidak cocok dengan demografis penÂdidikan kita," ucap musisi yang kini jadi politisi PAN itu.
Menurut Anang, sistem FDS hanya cocok untuk wilayah perkotaan. Sedangkan, seÂbagian wilayah Indonesia adalah pedesaan. Masalah pendidikannya juga sangat kompleks. Belum lagi ada sekenjangan yang luar biasa antara kota dan desa.
Kesenjangan pendidikan itu mulai soal fasilitas infrastrukÂtur, fasilitas penunjang, hingga sumber daya tenaga pengajar. Banyak sekolah di daerah yang bangunannya saja mau roboh dan tidak ada guru. Kondisi ini membuat gagasan FDS sulit terwujud.
"Apalagi sampai saat ini masih ada 10.985 desa yang belum memiliki sekolah dasar. Mestinya Mendikbud berpikir keras untuk mengatasi masalah ini daripada melempar wacana FDS," sarannya.
Anang juga menyarankan Menteri Muhadjir menindaklanjuti penyempurnaa Kurikulum 2013 (K-13) yang belum tuntas di era Anies Baswedan. Visi misi Presiden dalam bentuk nawacita penÂdidikan bisa diakomodasi daÂlam evaluasi K-13. "Jadi, lebih baik menyelesaikan pekerjaan rumah yang menumpuk di depan mata." ***
BERITA TERKAIT: