Ita, salah seorang penjual daging sapi di pasar tradisional Saka Selabung Muaradua mengatakan, penjualan saat ini semakin sepi. Atas kondisi itulah pedagang hanya menjual daging sapi dalam jumlah sedikit.
"Untuk persediaan daging sapi yang diambil dari agen, kami penjual daging sapi hanya mengambil secukupnya, sehingga tidak menyebabkan kerugian karena semakin sepinya pembeli. Sampai saat ini harga daging sapi masih berada 120 ribu sampai 125 ribu rupiah,†ujarnya seperti diberitakan
RMOLSumsel.com, Sabtu (18/6).
Ita menjelaskan, biasanya dalam bulan Ramadhan, terutama mendekati lebaran harga daging sapi memang mengalami kenaikan. Akan tetapi di pasar Saka Selabung sendiri, penjualan daging sapi masih dengan harga yang sama pada awal memasuki bulan Ramadhan lalu.
Para penjual daging sapi sendiri sangat mengeluhkan kondisi terkait sepinya pelanggan. Ia mengharapkan kebijakan Presiden RI yang ingin menurunkan harga daging sapi benar-benar dapat terwujud, dengan syarat tidak menyebabkan pedagang daging sapi menjadi rugi.
"Untuk mensiasati agar tidak rugi , para penjual daging sapi hanya melakukan penjualan sesuai dengan pesanan saja. Penjual daging sapi tidak ingin mengambil resiko yang tinggi dengan keadaan seperti saat ini,†ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Disperindagkop) OKU Selatan, Rudi Azward SE menyampaikan, jika ada instruksi langung dari pemerintah pusat untuk membantu penurunan harga daging sapi ini maka akan segera ditindak lanjuti. Kata dia, sampai sekarang pemerintah masih mencarikan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah harga daging sapi.
"Pencarian solusi atas masalah harga daging sapi ini, agar dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan daging sapi yang menjadi menu khas dalam lebaran. Dimaksimalkan untuk membantu masyarakat, tetapi juga tidak membuat pedagang menjadi rugi,†tuturnya.
"Operasi daging murah dapat dilakukan dengan syarat harus menghabiskan stok daging sebanyak 1 ton."
[sam]
BERITA TERKAIT: