Salah satu provinsi yang memiliki potensi besar itu adalah Nusa Tenggara Timur (NTT), terdiri dari perikanan tangkap (388,7 ton), budidaya laut (51.879 Ha), budidaya air payau (35.455 Ha), budidaya air tawar (8.375 Ha), tambak garam (3.200 Ha), industri pengolahan, dan terumbu karang. Karenanya Pemerintah Daerah setempat mencanangkan "Gerakan Masuk Laut (Gemala)".
Sebagai dukungan terhadap gerakan tersebut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendirikan Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Kupang, untuk mencetak SDM unggul guna mengelola potensi sumber daya kelautan dan perikanan secara optimal, cerdas, dan bertanggung jawab. Poltek KP tersebut dikunjungi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Minggu (12/6).
"Laut kita luas, apalagi NTT. Ibu kemarin berlayar dari Labuan Bajo, Manggarai, Larantuka, Lembata, melihat lautnya biru luar biasa. Membeli ikan di pelabuhan, ikan tuna, ikannya besar-besar. Pak Presiden bilang laut ini hanya milik Warga Negara Indonesia. Pelajari kelautan dan perikanan. Kampus ini dibuat untuk kita semua. Ini politeknik diperuntukkan untuk umum, anak-anak stakeholder kelautan dan perikanan, khususnya di NTT. Siap untuk belajar ya," ujar Susi dalam keterangan Humas BPSDMP KP, Senin (13/6).
Dijelaskan Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) Rifky Effendi Hardijanto, yang mendampingi Menteri Susi pada kunjungan kerja itu, Poltek KP Kupang merupakan salah satu dari tiga Poltek KP baru yang pada tahun ini mulai menerima peserta didik. Ketiganya merupakan bagian dari pembangunan 10 Poltek KP baru, melengkapi satuan pendidikan yang sudah ada, yakni sembilan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM), tiga Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP), dan satu Sekolah Tinggi Perikanan di lima kampus.
Rencananya Poltek KP Kupang membuka 3 program studi, yakni Teknik Penangkapan Ikan, Teknik Budidaya Perikanan, dan Mekanisasi Perikanan. Selain potensi sumberdaya kelautan dan perikanan NTT yang sangat besar, pembangunan Poltek KP ini juga terkait dengan potensi input SDM di NTT yang mencapai rata-rata lulusan sebanyak 64.465 orang dari 297 Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah.
Pada kunjungan kerja ke Kupang ini, KKP memberikan bantuan bagi masyarakat, salah satunya terkait pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang secara simbolis diberikan oleh Menteri Susi di Pelabuhan Perikanan Pantai Kupang, dengan disambut drum band SUPM Kupang. Di bidang pendidikan, diberikan bantuan peta Indonesia dan globe dunia untuk 6 SMK Kelautan dan Perikanan di Kota dan Kabupaten Kupang sebagai penumbuh jiwa bahari.
Susi mengatakan, pihaknya telah siap mengalokasikan 1.000 peta untuk didistribusikan ke sejumlah wilayah di Indonesia Timur. Pemberian peta tersebut, jelas Susi, dimaksudkan sebagai cara untuk membuka wawasan dan mengembangkan pengertian tentang Indonesia yang besar dengan memiliki pulau yang sangat banyak.
"Dengan melihat peta, tentu kita akan melihat NKRI ini besar seperti apa. Banyak sekolah saat ini justru tidak memiliki peta sehingga, saya minta 1.000 peta untuk Indonesia timur ini terkirim sebelum akhir tahun 2016 ini. Semua SD sampai SMA yang ada di kota sampai desa mestinya punya peta," ungkap Susi.
Susi menyebut, saat ini peta dianggap tidak lagi penting, jika dibandingkan era dirinya masih sekolah. "Ya kalau kita di kota tentunya pakai Google sudah pasti bisa mengakses peta, tapi kalau di desa tentu tidak ada. Kalau dulu kita memiliki peta, tetapi anak-anak sekarang tidak memiliki peta termasuk di dalam kelas," ungkap Susi.
Karena itu Susi meminta kepada para guru, selain ada pemanfaatan dana untuk bangunan sekolah, bisa juga mengalokasikan untuk pengadaan peta, selain nantinya akan kita distribusikan peta yang sudah disiapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. "Kalau mereka tidak pernah mau lihat peta dari usia belajar ya, bagaimana kita mau bilang mereka harus mengerti indonesia. Saya pikir banyak yang tidak tahu dan justru orang luar yang belajar tentang kita karena kita sendiri tidak mau belajar mengenai daerah kita," jelas Susi.
"Peta ini juga bisa dibagi kepada nelayan di lokasi tempat pelelalangan ikan seperti ini agar mereka tahu mana wilayah Indonesia. Hal ini adalah cara untuk membuka wawasan dan mengembangkan pengertian tentang Indonesia yang besar dengan memiliki pulau yang sangat banyak," sambungnya.
Selain itu, diberikan bantuan pengembangan SDM lainnya berupa bantuan pelatihan dan penyuluhan. Bantuan pelatihan diberikan kepada Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Rumput Laut serta P2MKP Mina Usaha Bersama senilai Rp 250 juta. Kedua P2MKP ini berada di bawah binaan Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Banyuwangi, Jawa Timur, salah satu Unit Pelaksa Teknis (UPT) BPSDMP KP. Sementara itu bantuan penyelenggaraan penyuluhan terdiri dari Kota Kupang senilai Rp 301.215.698 dan Kabupaten Kupang senilai Rp 346.215.698.
[rus]
BERITA TERKAIT: