Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyebut mereka tinggal di rumah warga sebagai 'Keluarga Sebangsa'.
"Ya, ini pertama kali: inisiatif baru 'Keluarga Sebangsa' dilaksanakan. Anak-anak ini selama berada di kota Malang tinggal bersama keluarga sebangsa. Mereka berasal dari daerah yang berbeda-beda: Aceh, Palembang, Kalimantan, Papua..tapi mereka bisa tinggal dengan warga Malang sebagai keluarga sebangsa. Ini penting untuk membangun kesadaran mereka, juga keluarga yang ditempati, bahwa kita ini memang beragam, bhinneka," kata Anies Baswedan saat mengunjungi beberapa rumah warga Malang yang menjadi tempat menginap peserta, akhir pekan lalu.
Mendikbud mengatakan, ‎melalui program ini pihaknya Kemendikbud ingin mengembalikan semangat gerakan di dalam program Pemerintah. Kegiatan seperti LKS ini, kata dia, juga dapat diselenggarakan tidak hanya di kota besar, yang punya fasilitas hotel.
Pada kunjungannya, Mendikbud memberikan semangat kepada para peserta lomba dan mendoakan agar sukses mengikuti lomba. "‎Nanti kalau kamu sudah besar dan punya anak, jalan-jalan ke Malang pasti mampir sini," kata Menteri Anies kepada ‎Nabila Fauziyah, siswa SMKN 8 Jakarta. ‎
Nabila merupakan siswa kelas 12 jurusan ‎Pemasaran yangmengikuti bidang lomba visual merchandise.‎ Sejumlah peserta dan pembimbing dari Sumatera Utara, Banten, dan dari Jawa Ti‎mur juga menyempatkan berfoto bersama Mendikbud.
‎
Ibu Syaiful, salah satu warga di Jalan Selat Sunda III, Malang mengaku mengetahui program ini dari panitia yang menawarkan kepada warga di daerahnya.
"Diinformasikan juga di arisan PKK. Yang menginap di rumah saya sebanyak enam orang peserta dari Sumatera Utara, Jawa Barat, dan DKI Jakarta," katanya saat dikunjungi Mendikbud Anies di rumahnya.
‎
‎Dia merasa senang karena dapat berinteraksi dengan berbagai suku. "Saya jadi tahu program ini ribetnya seperti apa persiapannya, tapi senang‎ bisa berpartisipasi," katanya.
Program Keluarga Sebangsa ini juga akan berguna tidak hanya untuk saling berbagi cerita dan pengalaman, tetapi memberi inspirasi bagi keluarga-keluarga tempat tinggal peserta yang datang dari berbagai wilayah di Tanah Air.
Makna lain dari Program Keluarga Sebangsa ini adalah bahwa kegiatan Kemdikbud seperti LKS SMK ini juga menjadi milik segenap warga Kota Malang. Ini bentuk pelibatan publik yang nyata dalam aktivitas pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) terus mengembangkan pelibatan publik semacam ini dalam berbagai kegiatan nasional seperti OSN (Olimpiade Sains Nasional), O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) dan sebagainya dengan melibatkan masyarakat di kota penyelenggaraan. Mereka turut terlibat dengan menyediakan, dan menerima para peserta untuk tinggal bersama di rumah warga sebagai wujud pelibatan publik melalui program Keluarga Sebangsaâ€.
Dengan Program Keluarga Sebangsa, mengajak anak-anak para peserta lomba untuk tinggal bersama warga, kita dapat menjadikan kegiatan ini bukan hanya milik Kemendikbud, tetapi juga milik kita bersama,†kata Anies Baswedan.
Peserta LKS-SMK yang diikuti 1153 orang dan pendamping 1120 akan menempati rumah warga sebanyak 234 rumah, dengan masing-masing rumah akan menerima dua atau empat orang peserta/pendamping. Tidak hanya peserta dan pendamping saja yang tinggal di rumah warga, tetapi panitia pusat pun juga turun tinggal bersama warga,†kata Direktur Pembinaan SMK Direktorat Pendidikan Dasar dan Menangah (Ditjen Dikdasmen) Kemdikbud M. Mustaghfirin Amin.
Kami pihak penyelenggara tidak hanya kami sendiri yang melenggarakan LKS-SMK, tetapi kami jadikan kegiatan ini milik bersama. Kegiatan ini dikerjakan oleh komunitas masyarakat di Malang,†ujar Mustaghfirin.
Para peserta usai mengikuti Program Keluarga Sebangsa akan membuat rekaman video pengalaman mereka. Video berdurasi 3 menit itu kemudian diunggah di internet agar dapat dibagi manfaatnya bagi yang lain.
[sam]
BERITA TERKAIT: