Palembang Terancam Krisis Kelapa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Senin, 02 Mei 2016, 16:09 WIB
Palembang Terancam Krisis Kelapa
ilustrasi/net
rmol news logo Saat ini, harga kelapa di berbagai pasar tradisional di Kota Palembang naik tajam.

Kelapa yang biasanya dijual Rp 5000, naik menjadi Rp 7000 per butir. Bahkan, biasanya kelapa dijual Rp 10 ribu untuk 3 butir.

Harga santan kelapa juga mengalami kenaikan dari biasanya Rp 14.000 kini menjadi Rp 17.000 per kg.

"Sebelum terjadi kenaikan harga dua bulan terakhir, kelapa kecil ini kami jual Rp 3 butir 10 ribu setelah diparut. Kini Rp 5 ribu per butir tapi dengan margin (laba) sangat kecil," kata Irma, penjual kelapa di Pasar Sako Kenten, dikutip dari RMOL Sumsel.

Menurutnya, harga dari pemasok kelapa Rp 3.800 ditambah ongkos kupas Rp 300 per butir. Jadi penjual eceran harus membayar Rp 4.100 per butir, dan dijual Rp 5000 setelah diparut.

Hal senada diungkapkan Abas (37), pedagang di Pasar 26 Ilir, Palembang. Sebetulnya ia tak persoalkan margin keuntungan mengecil asalkan pasokan lancar. Kenyataannya, saat ini pasokan kelapa juga tersendat-sendat.

Irma dan Abas sama-sama khawatir terjadi kelangkaan kelapa di Kota Palembang bila tidak ada daerah-daerah baru sebagai pemasok. Pasokan yang biasa diperoleh dari Kabupaten Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI) kini tersendat.

"Kelapa kita diekspor. Pasar ekspor yaitu China, Thailand, dan Malaysia terima sebanyak-banyaknya kelapa yang dikirim," kata Irma.

Dikhawatirkan Irma, pada Ramadhan dan Idul Fitri 1437H harga kelapa akan terus meroket. Kalau pemerintah tidak segera bertindak, bukan tidak mungkin harga kelapa mencapai belasan ribu per butir. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA