"Kita masih menunggu pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Medan untuk dimintai keterangan sebagai saksi ahli kasus ini," kata Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram, Kamis (26/3).
Ia mengaku, dugaan penyebab kematian korban lantaran terserang bakteri. "Hasil otopsi dari RS Pirngadi, korban diduga tewas karena mengidap bakteri usai menajalani operasi. Kalau ada dugaan malpraktik ataupun ditelantarkan, masih dalam penyelidikan kita," katanya.
Saat disinggun kapan saksi ahli bisa diturunkan pihaknya, perwira dengan satu melati emas dipundaknya itu mengaku masih butuh banyak waktu.
"Untuk menghadirkan saksi, kita perlu waktu satu bulan untuk membuktikan apakah pasien ini meninggal diduga akibat bakteri," ujarnya seperti diberitakan
MedanBagus.com.
Sementara itu, Humas RS Mitra Sejati, dr Erwinsyah saat dikonfirmasi mengaku jika pihaknya sudah bekerja sesuai prosedur.
"Kita melakukan operasi sesuai dengan prosedural, kita siap dipanggil polisi, maupun dipanggil untuk persidangan sambil membawa rekam medis," tantang Erwin.
Diketahui, Bungaria Simbolon warga Jalan Menteng VII, Lorong Serasi, Kecamatan Medan Denai mendatangi gedung Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polresta Medan, Senin (23/3) lalu. Kedatangannya guna melaporkan dugaan malpraktek yang dilakukan oleh dr Heri terhadap anaknya Maruli Sialalahi.
Kejadian ini berawal saat anaknya sakit. Disitu, ia lalu membawanya ke Rumah Sakit Mitra Sejati pada Kamis (19/3) malam. Setelah semalam dirawat, pada hari Jumat (20/3) dr Heri yang bertugas disana mengaku anaknya mengalami usus buntu dan harus dioperasi. Tak sampai disitu, anaknya juga mengalami demam hingga mencapai 40 derajat celcius, hingga pada Senin (23/3) anaknya meninggal dunia.
[rus]