Ya, hujan deras yang terus melanda wilayah Kecamatan Puspahiang dan sekitarnya, menyebabkan bencana tanah retak. Setelah 12 rumah di Pusparahayu, kini 56 rumah di Kampung Pendir dan Pusparahayu alami bencana tanah retak.
Kerusakan rumah cukup bervariatif mulai rusak ringan, sedang hingga rusak berat. Selain lantainya terbelah, banyak rumah warga yang bagian dindingnya belah. Bahkan diameter belah mencapai 50 hingga 70 centimeter.
Posisi dinding rumah warga yang sudah belah dan miring dikhawatirkan akan ambruk sewaktu-waktu. Sebagian warga terpaksa menopang bagian dinding dan atap rumah menggunakan bambu.
Jika hujan turun kami sekeluarga tidak bisa tidur. Kami waspada rumah runtuh. Barang barang pun sudah dikemas,†kata salah serang warga, Ujang Suherman kepada wartawan Selasa (20/1) siang
Menurut Ujang, karena keterbatasan ekonomi yang menyebabkan warga tetap bertahan di rumah yang sudah tidak layak huni. Meski membahayakan keselamatan jiwa, mereka tidak memiliki pilihan lain. Jika hujan deras, warga pun mengungsi karena takut retakan menjadikan rumah ambruk.
Ratusan warga berharap bantuan dari pemerintah untuk memperbaiki rumah mereka yang nyaris ambruk.
[zul]
BERITA TERKAIT: