Demikian disampaikan oleh Direktur Exchange Center Jawa Timur di Tianjin, Tiongkok, Jasper Ho, saat bertemu dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Kamis (6/1). Exchange Center Jatim sendiri adalah semacam lembaga yang memfasilitasi kerja sama antara Jatim dan Tiongkok.
"Saya melihat Banyuwangi bisa menjadi terobosan bagi datangnya banyak wisatawan Tiongkok di Jawa Timur. Kami menargetkan tak kurang 5 ribu wisatawan asal Tiongkok akan berkunjung ke Banyuwangi tiap tahun," kata Jasper.
Beberapa destinasi wisata kabupaten ini yang dilirik oleh Jasper ialah wisata gunung di Ijen, wisata pantai di Pulau Merah, Teluk Hijau, Plengkung, hingga penangkaran penyu. Semua destinasi tersebut sangat unik dan jarang ditemukan di tempat lain. Belum lagi padang sabana di taman nasional.
Jasper melanjutkan peluang masuknya wisatawan Tiongkok ke Banyuwangi sangat besar karena negara rumpun bambu ini menjadi pengekspor wisatawan terbesar di dunia. Sebagaimana diketahui, setiap tahunnya terdapat 100 juta warga Tiongkok yang berwisata ke luar negeri. Sayangnya, untuk kawasan Indonesia, pelancong asal Tiongkok hanya familiar dengan Bali saja.
"Karena itu nantinya untuk memudahkan pemasaran wisata kita akan membuat paket wisata gabungan Banyuwangi-Bali. Mungkin dua malam di Banyuwangi dan tiga malam di Bali," ujar Jasper.
Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas menyambut baik tawaran Jasper untuk mendatangkan turis Tiongkok ke daerahnya. Ia meminta pihak Tiongkok mendeskripsikan sejak awal karakteristik wisata di Banyuwangi kepada para turis yang akan datang. Karena karakter tiap wisatawan beragam.
"Wisata di Banyuwangi memang unik. Lebih menantang dan bernuansa alam. Karena itulah kami mengusung konsep wisata ekoturisme. Inilah yang harus disampaikan dengan benar agar wisatawan tidak salah pengertian dengan pariwisata yang ada Banyuwangi," pungkas Anas dalam keterangannya.
[rus]
BERITA TERKAIT: