Penurunan hasil panen pada Masa Tanam kedua (MT 2) di wilayah Banyumas dan sekitarnya menjadi penyebab menurunnya pasokab gabah.
“Sangat sedikit yang mau menjual gabahnya. Soalnya hasil panennya jelek,†jelas Sugeng Riyadi, pengusaha penggilingan padi di Purbakerta Kecamatan Lumbir, Jumat (17/10).
Lonjakan harga beras ditengarai karena petani lebih memilih menyimpan gabahnya untuk persediaan kemarau panjang dan selama musim tanam pertama (MT 1) 2015. Akibatnya harga gabah juga naik cukup siginifikan.
Harga gabah di tingkat petani yang semula Rp 4200, naik menjadi Rp 4500 untuk kualitas sedang. Sedangkan gabah kelas IR 64 yang semula Rp 4300 menjadi Rp 4800.
“Harga gabah tergantung pada kualitasnya. Soalnya akan berpengaruh terhadap rendeman beras,†jelasnya.
Dalam pantauan
RMOL di Pasar Tradisional Wangon, harga beras IR-64 kualitas medium naik sebesar Rp400, yakni dari Rp7.800 per kilogram menjadi Rp8.200 per kilogram. Sedangkan harga beras IR-64 kualitas premium naik sebesar Rp500, yakni dari Rp8.500 per kilogram menjadi Rp9.000 per kilogram.
Diprediksi harga gabah dan beras bakal terus naik seiring tidak adanya panen di daerah ini. Sebab MT 1 yang biasanya dimulai Oktober diprakirakan mundur lantaran belum datangnya musim penghujan. Seperti diketahui lebih dari 60 persen sawah di Banyumas dan sekitarnya merupakan sawah tadah hujan.
[rus]
BERITA TERKAIT: