Junus Satrio (ketua Ikatan Ahli Geologi, penggaas petisi menolak riset tahun 2013 mahasiswa pasca Sarjana UI) dan Lutfie Yondri (peneliti yang juga sedang mengambil S3 tentang situs Gunung Padang) tadi malam (Minggu, 15/9) mengutus pegawai Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) bernama Zakaria ke lokasi Gunung Padang, Cianjur.
Di depan Komandan Rayon Militer (Danramil), Zakaria lantas melontarkan ancaman jika SBY lengser maka Danny Hilman akan dijerat dan dibuikan. Bagi Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, ancaman semacam ini sudah diduga. Segala upaya dilakukan oleh mereka untuk menghentikan riset.
"Di banyak negara, peneliti banyak yang dibunuh karena temuannya. Kami mengkhawatirkan keselamatan peneliti tapi TTRM tak akan mundur, dan tak akan meladeni," tegas Staf Khusus Presiden bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief melalui pesan elektronik, Senin (15/9).
Andi Arief berharap warga masyarakat sekitar Gunung Padang bersama-sama menjaga keselamatan para peneliti. Ia ingat dulu DR. Ali Akbar pernah mendapat ancaman serupa ketika melakukan penggalian Gunung Padang.
"Sekarang
trenching geologi dilakukan pak DR Danny Hilman yang dibantu oleh TNI AD," imbuhnya.
Andi Arief mengemukakan, temuan besar Piramida Nusantara ini memang menggunakan metode yang lebih modern sehingga bagi sebagian kalangan arkeologi sulit diterima.
"Mudah-mudahan direktur cagar budaya bisa mengatasi ini," imbuhnya.
Dikatakan pula, beberapa kali manuver politik dilancarkan untuk mengatasi arkeolog yang memang sejak awal melakukan riset di Gunung Padang. Sekali lagi, Andi Arief menegaskan, TTRM bersama TNI tak akan berpolemik.
"Justru kami khawatir kalau tidak segera diatasi, masyarakat akan melakukan reaksi balik, bertindak terhadap BPCB dan arkeolog-arkkeolog yang anti dialog itu," sambungnya.
Andi Arief juga menegaskan, para peneliti TTRM bukan sembarang peneliti. Semuanya memiliki jam terbang riset yang cukup tinggi.
"Memang, temuan ini apa boleh buat telah mengkoreksi beberapa arkeolog yang sejak tahun 1979 melakukan riset di sana. Hal itu biasa, dalam perkembangan ilmu pengetahuan," demikian Andi Arief
.[wid]
BERITA TERKAIT: