WWF Desak Indonesia untuk Mendata Populasi Harimau

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Selasa, 29 Juli 2014, 12:15 WIB
WWF Desak Indonesia untuk Mendata Populasi Harimau
net
rmol news logo Hari ini adalah peringatan Global Tiger Day atau Hari Harimau Sedunia. WWF menyerukan kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia, untuk melakukan survei atau pendataan secara sistematis terhadap populasi harimau.

Kurangnya informasi yang akurat mengenai populasi harimau di alam liar dapat berisiko pada kepunahan satwa tersebut pada beberapa negara.

Demikian siaran pers WWF-Indonesia yang diterima redaksi hari ini (Selasa, 29/7). Pada 2010, saat "Tiger Summit" berlangsung di St. Petersburg, Rusia, negara-negara di dunia yang memiliki spesies harimau memperkirakan populasi harimau di alam berjumlah kurang dari 3.200 individu. Negara-negara tersebut berkomitmen untuk mencapai tujuan TX2, yaitu menggandakan populasi harimau di alam liar pada tahun 2022.

Leader WWF Tigers Alive Initiative, Michael Baltzer, menyatakan bahwa pada tahun 2010, banyak negara yang tidak melakukan pemantauan populasi harimau secara sistematis. Kini, hanya sebagian dari negara-negara tersebut yang melakukannya.

"Sampai kita tahu berapa banyak Harimau yang kita miliki dan dimana saja keberadaannya, kita tidak dapat mengetahui bagaimana cara terbaik untuk melindungi mereka," lanjut Baltzer.
 
Perburuan merupakan ancaman terberat bagi harimau di alam saat ini. Bersama dengan gading Gajah dan cula Badak, tingkat permintaan akan bagian-bagian tubuh harimau di Asia sangat tinggi. Data statistik yang dirilis oleh TRAFFIC,sebuah jaringan pemantauan perdagangan satwa liar, menunjukkan bahwa sedikitnya 1.590 harimau di dunia disita pada bulan Januari 2000 hingga April 2014

"Dikhawatirkan, negara-negara yang tidak melakukan Survei Harimau Nasional dapat kehilangan harimau mereka tanpa disadari akibat perburuan," seru WWF.

Saat ini, jumlah populasi harimau di alam sudah diketahui di India, Nepal dan Rusia, yang sudah melakukan survei nasional secara berkala. Jumlah populasi harimau di Bhutan, Bangladesh dan Cina, sedang dalam proses survei. Sementara jumlah populasi harimau di Malaysia, Indonesia, Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja dan Vietnam, masih belum diketahui atau belum diperbarui.

WWF menyerukan kepada tujuh negara yang belum melaksanakan survei untuk segera melakukannya. Perencanaan survei nasional sistematis diperkiraan berlangsung selama 6-12 bulan dan minimal membutuhkan satu tahun untuk dituntaskan. Survei ini harus dimulai sekarang jika angka populasi terbaru harimau global akan dirilis di tengah tahun TX2 yaitu pada tahun 2016.

Harimau berada di ambang kepunahan. Populasi Harimau dunia di alam liar mengalami penurunan sebesar 97% di seratus tahun terakhir. WWF merupakan pendorong "Tiger Summit" dan tetap menjadi kekuatan utama dibelakang tujuan global TX2. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA