Langkah ini diambil guna mencegah amukan warga menyusul tewasnya Yusran. Beredar isu Yusran tewas terkena peluru peringatan saat petugas membubarkan perjudian sabung ayam di tengah hutan. Namun kabar ini langsung dibantah Kapolres Parimo, AKBP Novia Jaya.
"Informasi itu tidak benar, karena hingga saat ini anggota saya berkantor seperti biasa bahkan keluarga korban sudah menyadari jika korban Yusran Yasin tewas akibat kelalaian diri sendiri," terang AKBP Novia Jaya melalui pesan singkat kepada Rakyat Merdeka Online Jumat (23/5).
Kronologi kejadiannya, menurut Novia, bermula dari informasi tokoh masyarakat adanya perjudian sabung ayam di tengah hutan. Brigadir Hamzah bersama tiga anggotanya kemudian mendatangi lokasi judi, Kamis (22/5). Saat itu diperkirakan ada 30 orang yang ikut judi sabung ayam. Namun ketika diberi peringatan secara lisan untuk bubar, para penjudi sabung ayam tidak mengindahkan. Petugas pun terpaksa melepaskan tembakan peringatan hingga membuat para penjudi akhirnya lari terbirit-birit meninggalkan lokasi, termasuk korban Yusran.
Mungkin karena panik dan terburu-buru, pisau yang terpasang di taji ayamnya menusuk leher korban sedalam tiga centimeter.
"Mengenai nadi besar dan ini sesuai visum repertum dokter Puskesmas Kota Raya," beber AKBP Novia.
Novia memastikan, korban tewas bukan lantaran terkena peluru peringatan yang dilepas petugas.
"Kalau kena tembak tentunya ada proyektil yang tertinggal, maupun menembus, tapi ini tidak ada," terangnya lagi.
Sementara, para pelaku judi lainnya sudah melarikan diri bersama barang bukti. Polisi tidak menangkap seorang pun pelaku dari aksi pembubaran itu.
[wid]
BERITA TERKAIT: