Korban meninggal itu adalah, Sail (laki-laki, 60) warga RT 12/04 Dusun Ngutut, Desa Pandansari, Kec Ngantang, Kab Malang, karena tertimpa di bawah meja karena atap rumahnya roboh. Dan Pontini (perempuan, 65) warga Dusun Plumbang, Desa Pandansari, Kec Ngantang, Kab Malang karena tertimpa tembok yang roboh.
Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, robohnya rumah atau bangunan karena menahan beban pasir di bagian atap rumah yang konstruksinya kurang kuat. Jadi korban meninggal dunia bukan akibat dampak langsung dari erupsi, tetapi karena kecelakaan (musibah) atau dampak lain dari erupsi.
Jelas Sutopo, saat ini kondisi masyarakat di sekitar Gunung Kelud seperti di Blitar, Kediri dan Malang cukup kondusif. Masyarakat telah melakukan aktivitas sehari-hari, kecuali di radius 10 km yang masih harus mengungsi.
"Aktivitas vulkanik Gunung Kelud menunjukkan penurunan. Status tetap Awas (level IV) dan radius 10 km harus kosong," ujar Sutopo dalam rilisnya, Jumat (14/2).
Sementara jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Kelud yang tercatat hingga sekarang, berjumlah 100.248 orang di 293 titik. Pengungsi berasal dari; Kab. Kediri 66.319 orang di 205 titik, Kab. Blitar 28.970 orang di 63 titik, Kab. Tulungagung 1.349 orang di 11 titik, dan Kab Malang 3.610 orang di 14 titik.
Pada 08.00 WIB tadi, kata Sutopo, sebagian pengungsi sudah meninggalkan pengungsian untuk kembali ke rumah. Di Blitar jumlah pengungsi yang semula 28.970 jiwa, saat ini pengungsi 2.070 jiwa yaitu di Kec. Garum (470 jiwa), Kec. Gandusari (500 jiwa), dan Kec. Nglegok (1.100 jiwa). "Saat ini masih dilakukan pendataan," ungkapnya.
Kebutuhan saat ini yang mendesak adalah masker dan relawan untuk membersihkan abu di jalan dan perumahan. Selain itu juga mobil tangki air untuk menyemprot jalan.
"Adanya informasi akan ada letusan besar diikuti awan panas, banjir lahar dingin dan gempa besar, itu adalah
HOAX atau tidak benar. Jangan ikut-ikutan menyebarluaskan," tandas Sutopo.
[rus]
BERITA TERKAIT: