Ia beralasan, Sinabung yang sudah ratusan tahun tidak aktif kini kembali beraksi itu, letusan dan erupsinya diperkirakan akan berlangsung lama hingga beberapa waktu kedepan. Bahkan secara tipe dan karakteristik, letusan ini mirip dengan letusan Gunung Merapi.
Dengan adanya perubahan status tersebut, kata Edi, otomatis perhatian pemerintah hingga pihak swasta akan lebih banyak lagi dan intensif kepada pengungsi.
"Status ini tentunya akan mendorong pihak-pihak terkait untuk berupaya maksimal. Masyarakat sekitar pun jadi lebih peduli dengan kondisi mereka, yang diharapkan akan menstimuli munculnya gerakan bantuan spontanitas dari kalangan masyarakat," ujar anggota Komisi III ini.
Jelas Edi, miripnya letusan Gunung Sinabung dengan Merapi bisa dilihat dari gulungan awan panas yang mirip dengan wedus gembel. Juga adanya ledakan gas dan bebatuan serta magma cair. Lalu setelah meledak dan ada suplai magma maka kubah terbentuk kembali dan meledak lagi, begitu seterusnya. Apalagi tipe Sinabung ini justru berada di kerak kontinen yang tebal, membuat Sinabung ‘batuk’ berkepanjangan.
"Dengan kondisi dan karakter letusan sudah bisa diprediksi bahwa letusan ini tidak kalah hebatnya dengan Merapi. Kita belum lupa seberapa besar kerugian baik secara material dan imaterial yang diderita korban Merapi," tandasnya seperti dilansir dari
JPNN.
[rus]
BERITA TERKAIT: