"Sangat dilematis sekali ketika budaya dan kearifan lokal Indonesia banyak ditinggalkan. Dimana budaya yang sedianya sebagai jatidiri bangsa kita, tidak diberdayakan saat ini," ujar Jumhur saat berorasi dalam acara puncak Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran, Jatinangor, Bandung, Kamis (7/11).
Jumhur memberi contoh kecil, soal bangsa ini sudah meninggalkan budaya lokal. Yaitu, pelayanan di hotel yang banyak mengikuti aliran kebarat-baratan.
"Di kota manapun, kecuali di Bali. Hotel di Indonesia menunjukkan tidak menjunjung budaya. Seperti halnya sandal di hotel yang ada di Indonesia saat ini, menggunakan sandal hotel bergaya barat. Coba anda pernah berkunjung ke Inggris, atau Afrika, hotel-hotel disana menyediakan sandal bagi tamu hotelnya, sandal dari hasil budaya lokal setempat. Hal kecil seperti ini pun, bangsa kita tidak melakukan terobosan agar budaya kita tetap dikenal, dan mendunia," papar Jumhur.
Selaku tokoh pemuda, Jumhur menyatakan untuk bisa menjaga keunggulan budaya nasional, perlu peran pemuda seperti mahasiswa dalam menjaga budaya.
"Mungkin dengan kondisi lunturnya kebudayaan lokal ini, jadi PR (pekerjaan rumah) bagi temen-temen yang konsen di dunia budaya, serta harus dicarikan solusinya oleh mahasiswa fakultas budaya yang masih menempuh pendidikan, bagaimana terobosan agar budaya lokal tetap bertahan," paparnya.
Pemerintah juga diharapkan, mempunya strategi kebudayaan lima tahun ke depan seperti apa. "
Mainstream-nya seperti apa, budaya kita kedepan harus menjadi perhatian pemerintah, serta peran pemuda," pungkasnya di hadapan sekitar 500 mahasiswa.
[zul]
BERITA TERKAIT: