Lima korban tewas telah ditemukan dan berhasil diidentifikasi. Mereka adalah Khotimah Binti Tahyid (50); Sapuroh Binti Nawawi (55); Rumanah Binti Wasrap (50); Tarmudi Bin Nurdi (60); dan Akhamid Bin Dukat (45).
"Korban adalah penambang tanah untuk bahan batako. Kejadian bermula saat mereka menggali di tebing setinggi 5 meter. Dan penggalian ke bawah tanah sedalam 2-3 meter. Tiba-tiba tanah di tebing yang berupa kebun longsor," kata Kepala Pusat data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan, Selasa (4/6).
BPBD Tegal, TNI, relawan dan warga setempat telah berhasil melakukan evakuasi korban. Evakuasi dilakukan secara manual karena alat berat tidak memungkinkan didatangkan ke lokasi longsor. Terkait dengan hal ini masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dengan cuaca ekstrem yang mudah berubah.
Adanya anomali pola angin yang berasal dari Samudra Hindia bergerak ke timur laut menusuk Jawa dan Sumatera, lalu berbelok ke timur menunjukkan pola yang mirip dengan musim penghujan. Pola angin itu mirip pola angin baratan atau monsunal Asia dari barat ke timur. Umumnya hal ini berlangsung pada musim penghujan, sedangkan saat ini adalah musim pancaroba menuju musim kemarau.
"Kondisi demikian menyebabkan wilayah Indonesia masih berptensi hujan dengan intensitas tinggi yang dapat memicu banjir dan longsor," tambah Sutopo.
[ald]
BERITA TERKAIT: