Salah seorang nelayan, Kardi, mengatakan dia dan nelayan lain lebih memilih menambatkan perahu daripada menanggung risiko jika tetap berlayar mencari ikan.
Di sejumlah perkampungan nelayan seperti Kemiren, Lengkong, dan Teluk Penyu, Cilacap, ratusan perahu tampak ditambatkan di daratan.
Beberapa nelayan tampak lebih memilih memperbaiki jaring mereka untuk menyambut datangnya musim panen ikan yang diperkirakan mulai berlangsung Juli.
"Gelombangnya cukup tinggi, kami tidak mau mengambil risiko, lebih baik memperbaiki jaring. Apalagi saat ini ikan masih sulit didapatkan," kata Kardi di Cilacap , Minggu (2/6).
Berdasarkan data HNSI Cilacap, di kabupaten ini terdapat sekitar 33 ribu nelayan yang sebagian besar hanya mengandalkan pendapatan dari melaut.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Cilacap Teguh Wardoyo dalam kesempatan terpisah mengatakan kondisi perairan selatan Jateng dan DIY masih dipengaruhi gelombang tinggi akibat adanya daerah pusat tekanan rendah di Samudra Hindia selatan Jawa Timur.
"Gelombang tinggi diprakirakan masih akan berlangsung hingga Selasa (4/6)," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, tinggi gelombang 1-4 meter berpeluang terjadi di pantai selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta.
Selain itu, lanjut dia, tinggi gelombang 2-5 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia selatan Cilacap hingga Samudra Hindia selatan Yogyakarta.
"Kondisi cuaca di wilayah perairan diprakirakan berpeluang terjadi hujan ringan hingga sedang yang kadang disertai petir pada pagi hari dan antara sore hingga malam hari. Oleh karena itu, kami mengimbau nelayan untuk tetap waspada saat melaut karena gelombang tinggi dapat datang sewaktu-waktu," katanya seperti dilansir kantor berita
Antara.
[ian]
BERITA TERKAIT: