Dari wawancara
Rakyat Merdeka Online dengan warga Kramat Temenggung, Budi Santoso, sesaat lalu (Rabu, 19/1), didapat informasi bahwa kejadian keracunan terakhir pada pekan lalu menimpa sekitar 36 warga. Puluhan warga itu sampai perlu dibawa ke rumah sakit daerah.
"Yang kena itu warga dusun Kanigoro, yang jarak dengan pagar pabrik kurang lebih 20 meter," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan akta pendirian pabrik, perusahaan tersebut berdiri pada 1974-75 dimulai dengan produksi NaOH. Setelah berkembang, pabrik memproduksi unsur kimia lain seperti kaporit. Kini lokasi pabrik telah mencapai 250 hektar.
"Ternyata perluasannya mendekati perkampungan. Dan warga yang kira-kira berjumlah 650 orang tidak bisa apa-apa karena mafianya sudah kuat," ungkapnya.
Lagi menurutnya, kejadian keracunan warga terutama ketika udara lembab dan asap polusi pabrik turun ke perkampungan.
"Seandainya bisa lihat di lapangan, tambah ngeri sampai rumah yang berlogam itu pasti keluarkan karat. Wartawan sudah ditutup semua untuk membuka fakta disini," tutur Budi.
Ia mengatakan, pejabat daerah setempat sudah mengetahui keluhan warga. Namun, dari Kepala Desa sampai Koramil setempat tidak berbuat apa-apa.
"Kita kan begini, di desa itu prosedurnya punya Lembaga Badan Permusyawaratan Desa. Tapi kalau sudah dilapori tak mau respons, mereka juga bagian dari pabrik," tegasnya.
"Kita tidak bisa lagi antisipasi, mungkin kalau sudah ada yang meninggal baru ramai," tutupnya kecewa.
[ald]
BERITA TERKAIT: