Sosok yang kerap disapa Prof. Beri ini menjelaskan, hepatitis akut berat penyebabnya memang bukan virus yang sudah dikenal selama ini, seperti virus hepatitis A, B, C, D atau E, sehingga disebut sebagai
Acute Hepatitis Unknown Aetiology.
"Tapi vaksin bukan penyebab hepatitis misterius. Vaksin Covid buatan Astra Zeneca dan Johnson & Johnson memang pembuatannya memanfaatkan adenovirus," ujar Zubairi Djoerban kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/5).
Dipaparkan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) ini, adenoviruses yang dipakai dalam pembuatan vaksin dari merk-merk tersebut sama sekali tidak berbahaya karena telah dimodifikasi sehingga tidak mampu replikasi dan tidak mampu menginfeksi.
"Jadi, adenovirus untuk pembuatan vaksin Astra Zeneca dan Johnson & Johnson sama sekali berbeda dari adenovirus 41," paparnya.
Sebagai contoh kasusnya, Zubairi Djoerban menyebutkan kasus-kasus hepatitis berat akut yang berhasil ditemukan pemerintah Inggris kebanyakan anak-anak yang sama sekali belum menerima vaksin dari merek apa pun.
"Kedua jenis vaksin tersebut tidak ada yang diberikan ke anak dan remaja di Inggris.
These vaccines are largely being restricted to use in people aged 40 and over in the UK (Inggris)," demikian Zubairi Djoerban.
BERITA TERKAIT: