Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM Dapat Izin Edar Kemenkes, Ini Kapasitas Tes Yang Bisa Direalisasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Sabtu, 09 Januari 2021, 13:19 WIB
Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM Dapat Izin Edar Kemenkes, Ini Kapasitas Tes Yang Bisa Direalisasi
Uji coba GeNose C19 oleh UGM/Net
rmol news logo Alat pendeteksi infeksi Covid-19 yang dibuat oleh tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Alat bernama GeNose C19 tersebut, dijelaskan Ketua Tim Pengembangan dari UGM, Kuwat Triyana, menyebutkan izin edar yang diberikan Kemenkes tercatat dengan nomor AKD 20401022883.

"Alhamdulillah berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak, GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat pengakuan oleg regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat," ujar Kuwat Triyana dalam siaran pers yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (9/1).

Usai memperoleh izin edar ini, tim UGM akan melakukan produksi massal tahap pertama yang didanai oleh Badan Intelejen Negara (BIN) dan Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN.

Nantinya, produksi tahap pertama ditargetkan bisa membuat 100 GeNose C19, yang akan disebar ke berbagai provinsi untuk membantu upaya pemerintah melacak (tracing) kasus positif Covid-19 di Indonasia.

Sebab, Kuwat Triyana telah menghitung jumlah tes yang mampu dikumpulkan dalam waktu sehari, jika GeNose C19 sudah didistribusikan dan dipergunakan untuk tracing. Yakni, jumlahnya mencapai 120 tes per alat.

"Sehingga, satu jam dapat mengetes 20 orang, dan apabila efektif bekerja selama 6 jam," katanya.

Lebih lanjut, Kuwat Triyana berharap GeNose C19 bisa diproduksi lebih dari seribu unit. Pasalnya dia menghitung, jika ada 1.000 unit, maka akan mampu melakukan tes sebanyak 120 ribu orang sehari.

Bahkan, apabila ada 10 ribu unit (sesuai target di akhir bulan Februari 2021), maka Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia, yakni 1,2 juta orang per hari.

"Tentu, bukan hanya angka-angka seperti itu harapan kita semua, namun kemampuan mengetes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi COVID-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan, sehingga rantai penyebaran COVID-19 dapat segera terputus," kata Kuwat.

Untuk mewujudkan itu, 5 industri konsorsium telah berkomitmen untuk mendukung, yakni PT. Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT. Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT. Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT. Nanosense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales), dan PT. Swayasa Prakarsa (assembly, perijinan, standar, QC/QA, bisnis). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA