Kemunculan klaster keluarga ini dinilai Satgas Covid-19 karena mayoritas warga tak disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan dan jalani isolasi mandiri di rumah.
Namun, pandangan berbeda diutarakan ahli Epidemiologi dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Pandu Riono. Dia tidak sependapat jika warga disalahkan dalam kemunculan klaster keluarga ini.
"Riwayat klaster keluarga sudah terjadi sejak kasus no 1, 2, dan 3 bulan Maret. Tapi tidak diperhatikan, padahal penularan sudah di tingkat komunitas," tegas Pandu lewat akun Twitter pribadinya, Selasa (8/9).
Menurut Pandu, klaster keluarga bermunculan akibat kesalahan pemerintah yang menerapkan kebijakan isolasi mandiri. Hal tersebut justru mendorong banyak munculnya klaster keluarga.
"Betapa kejamnya sampai salahkan warga. Ini kebijakannya yang salah," tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.