Penelitian tersebut dipimpin oleh Institut Nasional Pengobatan Tradisional China dan Departemen Kedokteran China dari Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan. Pada awalnya, tim mengembangkan perawatan Covid-19 dengan pengobatan China dan Barat
Dikatakan oleh Direktur Institut Nasional Pengobatan China, Su Yizhang, ada empat resep obat untuk empat periode Covid-19, yaitu ringan, parah, sedikit parah, dan remisi. Setiap dokter meresepkan obat sesuai dengan status mutasi virus.
Pengaturan dosis tersebut dilakukan oleh para peneliti berdasarkan pengalaman SARS 2003 dan merujuk pada literatur internasional yang relevan.
Kemudian sejak 3 April, para peneliti mulai memberikan pengobatan gabungan obat-obatan China dan Barat di Rumah Sakit Umum Tiga Tentara dan Rumah Sakit Umum Rongmin Taichung.
"Sebanyak 14 kasus baru berhasil diobati dengan resep obat-obatan China dan Barat," ujar Su pada Senin (11/5), seperti dikutip
UDN.
"Pengobatan Barat memberikan perawatan terapi suportif. Kemudian mengunci pembersihan virus, menstabilkan pengaturan kekebalan tubuh, dan memperbaiki kondisi pasien setiap hari," lanjutnya menjelaskan.
Su menjelaskan, 14 kasus yang dikonfirmasi dirawat dengan obat China tidak hanya dapat menghilangkan demam, namun juga dapat menstabilkan detak jantung dan tekanan darah.
"Hanya dalam 8 sampai 10 hari, 12 orang dikeluarkan dari rumah sakit setelah tiga kali tes negatif dan tidak ada efek samping," ungkap Su.
Sementara dua lainnya masih dirawat karena merupakan pasien Covid-19 baru dan waktu pengobatannya belum maksimal.
Dari hasil yang diberikan para pasien Covid-19 tersebut, tim meneliti dan menemukan bahwa bahan-bahan obat China tertentu dapat mengikat protein virus corona baru. Itu bisa mencegah virus mengikat ke sel manusia.
Secara sederhana, protein virus seperti kunci untuk membuka pintu pada sel manusia, yaitu Reseptor ACE-2, dalam rangka mereplikasi virus. Namun, pengobatan China yang ditemukan oleh tim peneliti berhasil memblokir proses tersebut dan mencegah virus bereplikasi.
Su mengatakan, resep obat China tersebut tidak hanya dapat dengan cepat menghilangkan virus dalam tubuh, tapi juga menekan "badai sitokin" pada pasien yang kritis, menghindari sistem kekebalan tidak terkendali.
Nantinya, penelitian tersebut akan dimuat dalam sebuah jurnal internasional setelah laporan perawatan lengkap dirilis. Karena saat ini formula obat China belum dimasukkan dalam pedoman sementara pengobatan, maka tidak mudah untuk mempublikasikannya.
"Setelah dimasukkan, saya berhadap bisa bekerja sama dengan pabrik farmasi untuk memperoleh setifikat obat," ujar Su.
Sementara itu, Ketua Federasi Nasional Perhimpunan Dokter Medis China, Ke Fuyang, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa pedoman pengobatan China telah ditinjau oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, dan akan dikirim ke tim ahli Pusat Komando Epidemi Epidemi Sentral untuk dibahas dalam waktu dekat, dan berusaha untuk memasukkannya ke dalam pedoman pengobatan Covid-19.Â
BERITA TERKAIT: