Juribicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan, distribusi ini sejalan dengan upaya pemerintah yang aktif melakukan pencarian kasus positif di masyarakat.
"Dengan menggunakan
rapid test, kami sudah mendistribusikan hampir 500 ribu ke seluruh provinsi," kata Achmad Yurianto di Gedung Graha BNPB, Jalan Pramuka Raya, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (27/3).
Pemerintah, lanjut Achmad Yurianto, berharap penggunaan perangkat
rapid test bisa dimaksimalkan oleh pemerintah dan gugus tugas di daerah. Sebab katanya, pemeriksaan menggunakan metode tersebut adalah langkah awal menemukan penyebaran virus di masyarakat.
Akan tetapi, hasil pemeriksaan
rapid test tidak bisa dijadikan patokan untuk memastikan infeksi virus corona pada seseorang. Karena, basis pemeriksaan mengacu pada kadar antibodi seseorang yang diambil spesimennya dari darah.
"Oleh karena itu, manakala di antara saudara-saudara ada yang sudah melaksanakan
rapid test dan hasilnya negatif, jangan memaknai bahwa anda bebas dari penyakit ini. Karena beberapa kasus negatif sebenarnya adalah kasus yang sudah terinfeksi, tetapi masih kurang dari 7 hari sehingga antibodinya belum terbentuk," jelas Achmad Yurianto.
"Oleh karena itu, manfaatkan ini (pemeriksaan
rapid test) di dalam kaitannya dengan
tracing (pelacakan)," pungkas Achmad Yurianto.
BERITA TERKAIT: