Jurubicara KPK Budi Prasetyo mengatakan, tim penyidik telah melakukan penyitaan aset milik tersangka perkara ini pada Rabu, 9 Juli 2025.
"KPK melakukan penyitaan aset dari tersangka untuk perkara BPR Jepara Artha," kata Budi kepada wartawan, Kamis, 10 Juli 2025.
Aset yang disita yakni tiga bidang tanah dan rumah yang berlokasi di Yogyakarta senilai Rp10 miliar, dan dua bidang tanah seluas 3.800 meter persegi beserta pabrik yang berdiri di atasnya yang berlokasi di Klaten senilai Rp50 miliar.
"Penyitaan dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk pemulihan kerugian negara yang ditimbulkan akibat perbuatan tersangka pada perkara tersebut," pungkas Budi.
Penyidikan perkara korupsi BPR Jepara Artha dilakukan sejak 24 September 2024. Lima orang sudah ditetapkan KPK sebagai tersangka.
Selain itu tersangka berinisial JH, IN, AN, AS, dan MIA dicegah tidak bepergian ke luar negeri.
Kasus dugaan korupsi di BPR Bank Jepara Artha bermodus kredit fiktif terhadap 39 debitur dengan kerugian keuangan negara mencapai Rp250 miliar.
Sejak perkara ini bergulir, penyidik telah melakukan penyitaan terhadap lima unit kendaraan dengan jenis Fortuner, CRV dan HRV, 130 bidang tanah dan bangunan senilai Rp50 miliar, dan uang tunai Rp12,5 miliar.
BERITA TERKAIT: