Jurubicara KPK, Tessa Mahardika Sugiarto mengatakan, hari ini, Rabu (26/6), tim penyidik telah memeriksa 12 orang sebagai saksi.
"Pemeriksaan dilakukan di Polres Lampung Selatan," kata Tessa kepada wartawan, Rabu sore (26/6).
Untuk saksi Rudi Hartono selaku Notaris/PPAT, Ferry Irawan selaku staf Notaris/PPAT Rudi Hartono, Genta Eranda selaku staf Notaris/PPAT Rudi Hartono kata Tessa, didalami soal transaksi jual beli lahan yang dilakukan tersangka Iskandar Zulkarnaen (IZ) selaku Komisaris PT Sanitarindo Tangsel Jaya (STJ).
Selanjutnya saksi Nikolas Palinggi selaku Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran Kantor Pertanahan Kabupaten Lampung Selatan, didalami soal alas hak kepemilikan tanah para penjual.
Kemudian 8 saksi lainnya yang telah diperiksa, yakni Abdul Rahman selaku petani, Rohimi selaku petani, Intanmas selaku petani, Syamsul Bahri selaku petani, Hasan Yusup selaku petani, Jayadi selaku petani, Dedi Manda selaku swasta, dan Sahroni selaku Kepala Desa Bakauheni periode 2015-2021.
"Para saksi ditanyakan tentang transaksi penjualan tanah mereka kepada tersangka IZ," pungkas Tessa.
Dalam perkara ini, tim penyidik telah menyita 54 bidang tanah senilai Rp150 miliar dari tersangka Iskandar Zulkarnaen (IZ), terdiri dari 32 bidang yang berlokasi di Desa Bakauheni, Lampung Selatan seluas 436.305 meter persegi, dan 22 bidang tanah di Desa Canggu, Lampung Selatan seluas 185.928 meter persegi.
Perkara ini diumumkan KPK pada Rabu (13/3). Dugaan korupsi perkara ini diduga mencapai belasan miliar rupiah.
Selanjutnya pada Kamis (20/6), KPK mengumumkan 3 orang tersangka, yakni Bintang Perbowo (BP) selaku mantan Dirut PT Hutama Karya, M. Rizal Sutjipto (MRS) selaku pegawai PT Hutama Karya, dan Iskandar Zulkarnaen (IZ) selaku Komisaris PT Sanitarindo Tangsel Jaya.
BERITA TERKAIT: