Humas PT Angkasa Pura (AP) II, Yudo Yarismano mengÂklaim sejauh ini telah berupaya mengamankan bandara dari peÂnyelundupan narkotika. Namun sayangnya pengawasan masih bisa bobol sampai empat kali. Dia mengatakan, di terminal kedatangan AP II harus bekerÂjasama dengan pihak terkait.
"Kita sudah berusaha maksiÂmal, kan kita disini harus saling berkolaborasi antara stakeholder, yang jelas kerjasama pengamanan di Bandara Soekarno-Hatta sudah semaksimal mungkin kita lakuÂkan," ungkapnya kepada
Rakyat Merdeka, akhir pekan lalu.
Ditegaskan, AP II memiÂliki peran tanggungjawab untuk melakukan pemeriksaan barang penumpang jelang keberangkaÂtan. Jika ada yang mencurigakan dia mememastikan petugas akan melakukan penindakan.
"Kalau kitakan selama ini berÂtanggungjawab penuh dengan barang yang akan diberangkatkan kalau barang kedatangan paling screening tambahan," ungkapnya.
Yudo menerangkan, pemeriksaan tambahan pada terminal kedatangan hanya diberlakuÂkan pada penumpang dari luar negeri. Untuk penumpang yang masih berasal dari bandara daÂlam negeri, pemeriksaan berlaku umum yakni hanya dilakukan di terminal keberangkatan.
"Khususnya penumpang inÂternasional ada screening lagi tapi kalau domestik sih biasanya dari tempat berangkatnya saja," jelasnya.
Dia berjanji, usai kejadian ini AP II akan mengajak Bea Cukai untuk meningkatkan pengaÂwasan. "Terkait itu kami masih perlu koordinasi lagi,"katanya.
Yudo juga menyebutkan bahÂwa sebetulnya yang paling berÂtanggungjawab dalam kasus ini adalah bandara dimana pengedar ini diberangkatkan. "Apalagi baÂrang yang diselundupkan adalah jenis narkoba."
Selain itu Bea Cukai juga puÂnya peran besar disini. Lantaran pemeriksaan di terminal kedaÂtangan Bandara Soekarno-Hatta adalah tugas dari Bea Cukai.
"Kalau saya lihat ini kan lewat Bandara Soekarno-Hatta screenÂing terakhir itu kan lewat teman-teman Bea Cukai," kata dia.
Menurutnya, seharusnya Bea Cukai yang langsung ambil sikap dan angkat bicara. Berbagai urusan yang berhubungan dengan barang entri yang masuk lewat bandara itu dari pihak Bea Cukai.
"Iya erat kaitannya dari teman-teman Bea Cukai. Stakeholder terkait ini dari customs protection yang sudah menjadi wewenang pihak Bea Cukai," imbuhnya.
Dia menjelaskan yang paling berperan dalam pemeriksaan di terminal kedatangan untuk penumpang serta barang dari luar negeri adalah Bea Cukai. Selain memiliki wewenang pemeriksaan di kedatangan bidang Bea Cukai juga sudah mengetahui sanksi apa yang perlu diberikan kepada pihak yang melanggar aturan.
"Kalau bicara dari sisi bea cukai itu screening itu kan bermacam-macam kalau barang mewah ada pajak dan narkoba ada sanksi yang berlaku," jelasnya.
Yudo kembali menegaskan, akan berkoordinasi dengan pihak Bea Cukai untuk meningkatkan pengawasan khususnya kepada mereka yang datang dari luar negeri. "Dalam hal ini peningkaÂtan kita perlu lakukan kerjasama khususnya dari customs apalagi tersangkanya ini datang dari luar negeri atau flight international. Kami masih perlu koordinasi lagi untuk meningkatkan pengaÂwasan lagi," imbuhnya.
Sayangnya pihak Bea Cukai melalui Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi setelah diÂhubungi
Rakyat Merdeka melaÂlui sambungan telepon dan SMS tidak memberi jawaban.
Untuk diketahui, Badan NarkoÂtika Nasional Kota (BNNK), Jakarta Utara, menangkap bandar narkotika jenis heroin di salah satu apartemen di daerah tersebut.
Kepala BNN Kota Jakarta Utara, AKBP Yuanita Amelia Sari mempertanyakan pengaÂwasan di Bandara Soekarno-HatÂta. Sebab, jaringan internasional pengedar narkoba yang diungÂkap menyelundupkan narkoba lewat bandara tersebut. "Pelaku ditangkap di Cengkareng terus di apartemen di Jakarta Utara, konsumen meminta melalui handphone. Kita sangat memÂpertanyakan sistem pengamanan di Bandara Soekarno Hatta, dengan bisa terjadinya hal hal seperti ini," ujar Yuanita.
Menurut Yuanita, pengamanan di Bandara Soekarno-Hatta perlu diperketat. Hal ini guna menceÂgah masuknya narkotika secara internasional. "Perlu ada kerja sama lebih intens terhadap pengawasan di Bandara Soekarno-Hatta, saat ingin keluar pesawat perlu ada pengawasan lebih ketat, lolos empat kali perlu dipertanyaÂkan pengawasan," tuturnya.
Yuanita mengatakan pihaknya menangkap tiga tersangka terkait kasus peredaran heroin dan sabu itu. Salah satunya, tersangka HR yang memasukkan heroin melalui Bandara Soekarno-Hatta. "Heroin dibeli langsung ke Thailand dan Myanmar keÂmudian dibawa lewat bandara Soekarno-Hatta dan diedarkan ke pemakai narkoba di Depok, Bekasi, Jakarta," ujarnya. ***
BERITA TERKAIT: