Dari 65 total jurnalis yang tewas di kancah global, 39 di antaranya dibunuh dan sisanya karena situasi saat bertugas-seperti terkena serangan udara atau bom bunuh diri.
Selain karena menghindari zona konflik, penurunan angka kematian tahun ini disebabkan semakin terlatihnya para jurnalis dalam melindungi diri sendiri.
RSF menyebut angka ini merupakan angka terendah daÂlam 14 tahun terakhir. RSF meÂlaporkan Suriah masih menjadi negara paling berbahaya bagi jurnalis, dengan total kematian tahun ini mencapai 12 orang.RMOL. Posisi kedua diikuti Meksiko dengan 11 jurnalis. BerÂbeda dari Suriah, Meksiko adalah negara paling berbahaÂya bagi jurnalis yang meliput "peredaran narkotika, kasus korupsi pejabat dan organisasi kejahatan," jelas RSF.
Di kawasan Asia, Filipina adalah negara paling berbahaya bagi awak media. Sedikitnya lima jurnalis tewas ditembak dalam setahun terakhir.
Kenaikan jumlah kematian dinilai RSF dipicu pernyataan Presiden Filipina Rodrigo DuÂterte. Pernyataan ini merujuk pada janji Duterte yang akan menghabisi siapa pun yang terlibat kasus peredaran narkoÂtika, tidak terkecuali jurnalis. Tahun sebelumnya, tidak ada satu jurnalis pun yang tewas di Filipina. ***
BERITA TERKAIT: