Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

HARI ANTI KORUPSI

Semakin Menggurita, Gerakan Berjamaah Melawan Korupsi Harus Dikencangkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 09 Desember 2016, 13:52 WIB
Semakin Menggurita, Gerakan Berjamaah Melawan Korupsi Harus Dikencangkan
Gufroni (kanan)
rmol news logo Koruptor atau maling uang rakyat bisa juga disebut homo homoni lupus atau serigala bagi serigala lainnya. Koruptor itu hatinya diliputi keserakahan, tamak dan senang merampas hak orang lain.

Demikian disampaikan Ketua Madrasah Anti Korupsi (MAK), Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Gufroni, dalam keterangan persnya terkait Hari Anti-Korupsi se dunia yang diperingati setiap 9 Desember 2016, bertepatan hari ini, Jumat.

Karena itu, dia menyerukan kepada semua komponen anak bangsa untuk bersama-sama menjadikan korupsi dan koruptor sebagai musuh bersama dan melawannya pun harus dilakukan secara berjamaah. Karena praktik korupsi sudah sangat menggurita.

"Setiap kali Pilkada, terbiasa menerima politik uang. Ketika berurusan dengan pelayanan publik sering memberi uang pelicin, uang damai, uang rokok, uang lelah, uang ketik, uang transport dan segala macam uang lainnya kepada oknum pejabat," ungkapnya.

Akibatnya, di Banten misalnya, banyak rakyat yang hidupnya melarat, sekolah jadi mahal, rumah sakit pelayanannya buruk, jalan-jalan rusak, gedung sekolah banyak yang ambruk, jembatan-jembatan roboh karena praktik korupsi. Yang mengerikan adalah virus yang disebar oleh para koruptor juga ternyata menjangkiti mental di sebagian masyarakat.  

"Koruptor bisa dikategorikan mereka yang telah membuat kerusakan dimuka bumi," ungkapnya.

Karena itu, dia menyerukan lagi, kepada masyarakat untuk memiliki sikap antitoleransi dan radikalisasi terhadap korupsi dan menjadikan koruptor adalah pelaku penistaan agama sesungguhnya.

"Terkait dengan Pilgub Banten, menyerukan kepada masyarakat yang punya hak pilih untuk tidak memilih calon yang memiliki rekam jejak yang buruk terutama dalam kasus korupsi," tandasnya.

Kepada KPK, dia mendesak untuk tidak tebang pilih dalam menangani kasus-kasus korupsi di Banten. Pelaku korupsi harus divonis berat, jangan sampai terulang lagi tragedi penjatuhan vonis ringan terhadap Tubagus Chaeri Wardana terkait kasus korupsi alkes dan suap pilkada Banten.

"Kami mendesak kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menuntaskan segala macam kasus korupsi dan pencucian uang yang melibatkan Atut dan kroni-kroninya sampai ke akar-akarnya," tandasnya. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA