Menurut Yasonna, banyaknya pembesuk tidak sebanding dengan jumlah petugas sipir. Keterbatasan itulah yang mmebuat sipir rumah tahanan tidak mampu melakukan pengawasan satu per satu pengunjung saat waktu besuk hari raya.
"Bayangkan ribuan orang begitu, ya ada saja modus-modus seperti itu," kata Yasonna di kantornya, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Senin (11/7).
Meski demikian, Yasonna berjanji akan memberikan sanksi tegas kepada jajaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (PAS) di Rutan Salemba jika memang ditemukan kelalaian terkait kaburnya narapidana Anwar.
"Kalau ada kelalaian atau ada kesengajaan, kesalahan protap baru diberi sanksi. Tapi kan mengawasi (pembesuk) tidak semudah yang dipikirkan. Bayangkan itu di tengah keterbatasan kita," ujarnya.
Diketahui, Anwar alias Rijal melarikan diri dari Rutan Salemba dengan menyamar sebagai perempuan saat Lebaran kemarin. Kaburnya Anwar bermula saat istrinya Ade Irma Suryani membesuk dengan membawakan jilbab dan baju gamis. Diduga, busana muslim tersebut dipakai Anwar untuk mengelabui sipir agar bisa kabur.
Anwar merupakan narapidana kasus pembunuhan siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs), Bogor, Jawa Barat berinisial AAP yang terjadi pada 22 Oktober 2015 di area Perhutani Petak 17 Resort Pemangkuan, Hutan Tenjo, Desa Pangaur, Jasinga. Anwar menjalani hukuman seumur hidup di Rutan Salemba berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 23 Juni lalu.
[wah]
BERITA TERKAIT: