‎

Dugaan cawe-cawe Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh dalam perkara suap hakim PTUN Medan terus terkuak. Bahkan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga mengantongi sadapan rekaman yang menyebutkan bahwa salah seorang tersangka di kasus itu, Gatot Pujo Nugroho mau minta bantuan Paloh untuk mengintervensi Jaksa Agung, HM Prasetyo yang tak lain adalah kader NasDem.
Dalam sadapan ‎percakapan via telepon yang dilakukan antara Gatot dan anak buahnya OC Kaligis, Yagari Bhastara Guntur (Gary) pada 8 Juni 2015 lalu terungkap bahwa Gatot ingin Paloh menekan Prasetyo supaya kasus Bansos tidak dilanjutkan. Adapun Bansos itu adalah ikhwal dari kasus PTUN Medan.
‎Sadapan tersebut kemudian dijelaskan oleh Gary dalam ‎Berita ‎Acara Pemeriksaan (BAP) tertanggal 31 Juli 2015. Penyidik yang memeriksa adalah Fernando.
‎Dijelaskan dalam BAP tersebut, Gary membeberkan soal ‎pertemuan islah antara Gatot dan wagub Sumut Tengku Erry bersama OC Kaligis di DPP NasDem.
‎"Kalau hasil pertemuan dengan SP (Surya Paloh) itu positif, walaupun ditingkatkan ada dua kemungkinan, ditingkatkan itu untuk dikeluarkan sebuah produk agar bisa diberhentikan (SP3). Karena kalau tidak ditingkatkan ke penyelidikan itu tidak bisa dihentikan," jelas Gary.
‎Gary dalam sadapan itu juga bilang, kalau pertemuan di kantor NasDem itu positif maka penyelidikan kasus bansos di Kejagung akan dihentikan. Caranya, meningkatkan lebih dulu ke penyidikan kemudian dikeluarkan SP3.
‎"Kalau menurut saya mudah-mudahan prospeknya itu, ke sana kalau memang kemarin pertemuan itu bagus (islah) dan ada tekanan dari SP (Surya Paloh) ke gedung bundar (Kejaksaan), mestinya dia (Kejagung) naikin untuk dihentikan karena biar ada produknya," demikian Gary.
‎Kasus ini berawal atas perselisihan antara Gatot dan wakilnya Tengku Erry. Pihak Erry melaporkan dugaan korupsi bansos ke Kejaksaan.
‎Pertemuan di DPP NasDem pun dilakukan agar konflik yang terjadi selesai. Dengan niatan, pelaporan dugaan korupsi tidak lagi dilanjutkan oleh pihak Erry yang juga kader NasDem.‎
[sam]‎
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: