Acara tersebut juga diselenggarakan oleh Musika bekerja sama dengan komunitas XSProject dan Kampung Kids sebagai suara kepedulian dan keprihatinan mereka terhadap kasus kekerasan yang dituduhkan kepada dua guru Jakarta Intercultural School (JIS) dan enam petugas kebersihan ISS.
Dalam keterangan yang dikirimkan ke redaksi, Minggu (22/3), disebutkan juga ada sebuah pentas seni khusus akan dipersembahkan kepada Neil, Ferdi, Awan, Agun, Syahrial, Zainal, Afrischa dan (alm.) Azwar. 12 siswa-siswi usia 14-15 tahun juga melantunkan lagu syahdu berjudul "Usah Kau Lara" ciptaan Katon Bagaskara. Lagu itu sarat akan makna seorang sahabat yang siap membantu untuk bangkit dari segala keterpurukan dan berbagi baik dalam suka maupun duka.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Pendidikan Muslim Asia Afrika, Nurmilus Gisafiah, mengatakan, sangat bangga selama lima tahun terakhir, Semarak Musika senantiasa mendapat apresiasi positif dari siswa-siswi sekolah lain dan masyarakat sekitar, bahkan banyak yang meyakini bahwa ini adalah salah satu acara tahunan yang dinanti mereka.
"Semarak Musika 2015 terasa berbeda, rasa gembira dan semangat yang biasanya mewarnai persiapan acara kini diliputi rasa simpati terhadap orang-orang yang dekat di hati kami, yakni dua guru JIS, Neil Bantleman dan Ferdinand Tjiong yang kini sedang menjalani proses hukum atas kasus yang dituduhkan kepada mereka berikut dengan 6 petugas kebersihan ISS (satu meninggal dunia saat proses penyelidikan)," terang dia.
Musika, XSProject dan Kampung Kids merupakan tiga dari sedikitnya 40 komunitas yang menjadi Sahabat Komunitas JIS. Sedikitnya 5-10 tahun terakhir ini kerjasama sudah dilakukan dengan JIS. Beberapa diantaranya bahkan sudah 15 tahun.
"Selama menjadi sehabat komunitas JIS, kami menjadi saksi dari dampak positif terhadap anak-anak didik kami, dimana ditengah segala keterbatasan, pertumbuhan karakter mereka sangat membanggakan. Rasa percaya diri, rasa ingin tahu dan perasaan ingin selalu berbagi adalah sebagian kecil dari nilai kemanusiaan yang mereka tanamkan selama berinteraksi dengan siswa-siswi dan guru JIS," papar Retno Hapsari, Manager XSProject yang telah bekerja sama lebih dari 10 tahun dengan JIS.
Sementara Vivi Zulfiah, salah satu perwakilan pengurus Yayasan Kampung Kids mengungkapkan, persahabatan dengan JIS juga membuat pihaknya semakin mudah untuk mengembangkan ketrampilan anak-anak asuhannya.
Balik lagi ke Nurmilus. Kata dia, profesi guru seharusnya lebih mendapatkan perlindungan, karena tuduhan-tuduhan tidak berdasar dapat terjadi kepada siapa saja di institusi pendidikan. Apalagi, yang bertahun-tahun benar-benar mengabdikan diri tidak hanya untuk memberikan pendidikan terbaik bagi anak muridnya, melainkan kepada anak-anak di lingkungan sekitar.
"Sebagai sesama pendidik, kami hanya bisa memberikan dukungan moral dan doa untuk Pak Neil dan Ferdi yang kami kenal secara personal memiliki kecintaan mendalam terhadap profesinya, juga untuk keenam petugas kebersihan PT ISS. Kami sangat mendukung ketujuh orang yang menjadi korban tuduhan kriminal ini dapat terus memperjuangkan keadilan. Kami berharap kebenaran dan keadilan dapat ditegakkan oleh aparat hukum dan perlindungan terhadap profesi guru semakin dapat ditingkatkan," demikian Nurmilus.
[sam]
BERITA TERKAIT: